Cerita Pengasuhan: Terrible Two
Kali ini emak mau cerita tentang fase "terrible two".
Apa ya itu fase terrible two?
Secara emak punya stok beberapa anak dengan umur yang berbeda, ada yang berumur 8 tahun, umur 6 tahun, menjelang 5 tahun dan menjelang 2 tahun.
Nah, siapa yang samaan ada stok anak umur menjelang 2 tahun dan 2 tahunan?
Ini nih yang biasanya bikin gemes sekaligus bikin kita ekstra sabar.
Biasanya menjelang 2 tahun akan muncul fase yang namanya terrible two.
Apa itu fase terrible two?
Ini adalah fast di mana anak menjelang 2 tahun hingga berumur 2 tahunan di mana anak menjadi lebih suka berteriak, marah, mukul, menggigit.
Bahasa mudah nya sih, anak mulai tantrum.
Kenapa sih menjelang dua tahun?
Karena di umur ini, biasanya si anak mulai mandiri, ia mulai punya pilihan atas selera dan ingin memutuskan sesuatu untuk diri nya sendiri.
Sayangnya, bahasa adalah kendalanya.
Di umur segitu, biasanya kecakapan verbal belum maksimal.
Si emak tidak mengerti apa kemauan si kecil, dan si kecil belum bisa mendeskripsikan apa yang ia mau.
Akhirnya jadilah kemarahan-kemarahan yang berujung pada si kecil rewel dan ngamuk.
Kalo emak, pengalaman dengan Zia, yang berumur 17 bulan, apa saja?
◆ dimulai dari pagi hari, di mana si kakak dan abang memulai sarapan teh dengan biskuit.
Di mulai lah drama-drama fase terrible two ini dengan keinginan Zia yang minum dan mencelup biskuit nya sendiri.
Kadang emak stress liat meja yang berserakan dengan segala karya Zia. Inginnya menyuapi saja agar tidak bertambah kerjaan.
Namun di fase ini ia merasa dewasa. Tidak mau dibantu.
◆ muncul banyak kata "gak mau".
Disuapin, jawabnya gak mau.
dibantu pegangin cangkirnya pas mau minum, gak mau.
semua serba gak mau.
◆ mulai main fisik.
Mulai deh main cubit, gigit, pukul, dan pinter ngajak kakak dan abang nya berantem.
Sudah pande balas saat diejek Kakaknya, sudah bisa balas mukul saat si abang nyebelin menurut dia.
Dan sudah pandai mengadu ke emak bila kakak dan abang nya melakukan sesuatu yang menurut dia salah.
Pokoknya tingkahnya gemesin tapi bikin stok sabar menipis.
◆ Semua yang ia lihat, adalah miliknya.
Memang, usia toddler mulai mengkonsep diri nya sendiri bahwa apa yang ia lihat, ia mau, ia pegang adalah milik pribadinya.
Jadi, apapun yang ia sedang gandrungi tidak akan dibagi dengan Siapapun. Bukan pelit. Ini memang fase anak untuk mempertahankan apa yang ia milik.
Termasuk makanan.
apapun yang ia suka, ia akan dengan berat hati bersedia untuk berbagi.
So.. Gimana ini menghadapi si fase terrible two?
♥ siapin stok sabar ya mak.
Ini mah kudu. Di umur segini kalo kita marahin si kecil, dia akan semakin berang dan kasar.
Ditegasin dengan lembut.
♥ mencoba belajar membaca bahasa isyarat yang disampaikan.
Memang belum sepenuhnya ia bisa menjelaskan apa yang Ia mau, tapi kita pelan-pelan belajar bahasa isyarat yang ia sampaikan.
♥ memberi ia pilihan ketika tidak mau.
Misalnya ia minta "num" atau minum, tapi ketika ia tidak mau ketika disodorkan minum, beri pilihan minum di cangkir/gelas yang lain.
♥ mulai biasakan si kecil untuk memilih di antara dua pilihan. Misalnya sehabis mandi, tunjukkan dia dua pilihan baju. Dengan begitu, si kecil merasa diperlakukan sebagai orang besar. Dan mengecilkan kesempatan doi buat marah-marah.
Sekian lah mak, pengalaman saya dengan Zia dalam menghadapi terrible two.
Semoga bermanfaat dan ketemu di lain tulisan ya!
Apa ya itu fase terrible two?
Secara emak punya stok beberapa anak dengan umur yang berbeda, ada yang berumur 8 tahun, umur 6 tahun, menjelang 5 tahun dan menjelang 2 tahun.
Nah, siapa yang samaan ada stok anak umur menjelang 2 tahun dan 2 tahunan?
Ini nih yang biasanya bikin gemes sekaligus bikin kita ekstra sabar.
Biasanya menjelang 2 tahun akan muncul fase yang namanya terrible two.
Apa itu fase terrible two?
Ini adalah fast di mana anak menjelang 2 tahun hingga berumur 2 tahunan di mana anak menjadi lebih suka berteriak, marah, mukul, menggigit.
Bahasa mudah nya sih, anak mulai tantrum.
Kenapa sih menjelang dua tahun?
Karena di umur ini, biasanya si anak mulai mandiri, ia mulai punya pilihan atas selera dan ingin memutuskan sesuatu untuk diri nya sendiri.
Sayangnya, bahasa adalah kendalanya.
Di umur segitu, biasanya kecakapan verbal belum maksimal.
Si emak tidak mengerti apa kemauan si kecil, dan si kecil belum bisa mendeskripsikan apa yang ia mau.
Akhirnya jadilah kemarahan-kemarahan yang berujung pada si kecil rewel dan ngamuk.
Kalo emak, pengalaman dengan Zia, yang berumur 17 bulan, apa saja?
◆ dimulai dari pagi hari, di mana si kakak dan abang memulai sarapan teh dengan biskuit.
Di mulai lah drama-drama fase terrible two ini dengan keinginan Zia yang minum dan mencelup biskuit nya sendiri.
Kadang emak stress liat meja yang berserakan dengan segala karya Zia. Inginnya menyuapi saja agar tidak bertambah kerjaan.
Namun di fase ini ia merasa dewasa. Tidak mau dibantu.
◆ muncul banyak kata "gak mau".
Disuapin, jawabnya gak mau.
dibantu pegangin cangkirnya pas mau minum, gak mau.
semua serba gak mau.
Akibat gak mau dibantu makan Buah Naga potong, jadinya celemotan Zia |
◆ mulai main fisik.
Mulai deh main cubit, gigit, pukul, dan pinter ngajak kakak dan abang nya berantem.
Sudah pande balas saat diejek Kakaknya, sudah bisa balas mukul saat si abang nyebelin menurut dia.
Dan sudah pandai mengadu ke emak bila kakak dan abang nya melakukan sesuatu yang menurut dia salah.
Pokoknya tingkahnya gemesin tapi bikin stok sabar menipis.
◆ Semua yang ia lihat, adalah miliknya.
Memang, usia toddler mulai mengkonsep diri nya sendiri bahwa apa yang ia lihat, ia mau, ia pegang adalah milik pribadinya.
Jadi, apapun yang ia sedang gandrungi tidak akan dibagi dengan Siapapun. Bukan pelit. Ini memang fase anak untuk mempertahankan apa yang ia milik.
Termasuk makanan.
apapun yang ia suka, ia akan dengan berat hati bersedia untuk berbagi.
So.. Gimana ini menghadapi si fase terrible two?
♥ siapin stok sabar ya mak.
Ini mah kudu. Di umur segini kalo kita marahin si kecil, dia akan semakin berang dan kasar.
Ditegasin dengan lembut.
♥ mencoba belajar membaca bahasa isyarat yang disampaikan.
Memang belum sepenuhnya ia bisa menjelaskan apa yang Ia mau, tapi kita pelan-pelan belajar bahasa isyarat yang ia sampaikan.
♥ memberi ia pilihan ketika tidak mau.
Misalnya ia minta "num" atau minum, tapi ketika ia tidak mau ketika disodorkan minum, beri pilihan minum di cangkir/gelas yang lain.
♥ mulai biasakan si kecil untuk memilih di antara dua pilihan. Misalnya sehabis mandi, tunjukkan dia dua pilihan baju. Dengan begitu, si kecil merasa diperlakukan sebagai orang besar. Dan mengecilkan kesempatan doi buat marah-marah.
Sekian lah mak, pengalaman saya dengan Zia dalam menghadapi terrible two.
Semoga bermanfaat dan ketemu di lain tulisan ya!
Posting Komentar untuk "Cerita Pengasuhan: Terrible Two"
Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️