Tetangga adalah Rezeki yang luar biasa
Anak ke 5 kami |
Rezeki, bagi banyak orang adalah uang yang banyak atau harta yang melimpah.
punya banyak uang dan harta padahal belum tentu berkah.
Namun, rezeki punya bentuk lain yang kurang kita syukuri.
Kesehatan dan tetangga.
Orang-orang baru sadar betapa mahal nya kesehatan setelah jatuh sakit.
Dan banyak orang yang tidak menyadari bahwa tetangga adalah rezeki. Padahal banyak sekali kita lihat berita bahwa Mr X meninggal setelah seminggu di dalam rumah.
karena apa?
Karena tidak begitu kenal dengan tetangga.
Orang-orang baru sadar Mr X mati setelah mencium bau menyengat.
Ahhhh, betapa rugi nya bila hubunganmu dengan tetangga buruk.
Bahkan Nabi pernah bersabda bahwa orang yang selalu mengganggu tetangga nya tidak akan masuk syurga.
Tetangga adalah Saudara terdekat. Pelihara lah hubunganmu dengan tetangga.
Seperti kisah ku dengan kelahiran anak kelima.
Tidak ada yang bisa memprediksi bagaimana kelahiran setiap anak.
Meski dari rahim yang sama, anak pertama hingga kelima punya cerita tersendiri.
Lazimnya, sebelum melahirkan, biasanya akan ada tanda-tanda akan melahirkan. Salah satunya adalah keluar nya cairan/lendir penutup jalan lahir.
Alhamdulillah, sejak puasa pertama hingga ke 13, dilalui dengan lancar.
Namun puasa ke 13 ini, entah kenapa saat menunggu Azan ashar, terasa amat tidak nyaman karena braxton hiks alias kontraksi palsu.
Kenapa dianggap palsu, ya karena belum ada keluar tanda.
Kemarinnya begitu soalnya, sakit sekali..
trus hilang.
Emak masih sempat tilawah mengejar target Ramadhan hingga Azan ashar berkumandang.
Mau shalat ashar, sakit semakin intens.
Tidak sampai 5 menit sekali muncul rasa sakit nya.
Emak nelpon suami minta doa supaya sakit nya hilang seperti kemarin.
Namun, kembali realistis bahwa sakit nya mulai 3 menit tanpa jeda.
Langsung bersiap dengan anak-anak, sambil menahan rasa sakit, aku meminta si sulung dan anak nomer tiga untuk mencuci perlak di belakang.
Setelah itu dianginkan di luar,
belum 5 menit dianginkan, aku mendadak menyuruh si kecil meletakkan di atas tempat tidur.
Menelpon kembali suami, timbul rasa mengejan yang kuat.
suami terkejut, aku pun mengiyakan akan melahirkan.
Ia langsung berencana pulang.
Aku meminta si nomer 3 memanggil kak vivi (a.k.a) tetangga.
Setelah datang, aku meminta dicarikan bidan.
Ia pun langsung kabur secepatnya.
Aku teringat metode melahirkan dengan cara crawl (merangkak), karena bila melahirkan sendiri dengan berbaring aku takut gak kuat karena aku masih puasa.
Eh, si sulung berseru,
"Mama, mama mau minum?"
Aku mengangguk. Ia mengambil kan minum, kemudian aku meminumnya.
Kembali mengejan sambil posisi crawl.
Alhamdulillah bayi langsung keluar.
Kemudian tetangga masuk, bude dan tetangga lainnya sambil menunggu bidan, bergotong royong membantuku.
Ada yang masak air panas untuk persiapan mandi bayi dan bersih-bersih ibunya.
Ada yang membuat kan teh manis, hingga membuatkan makan.
Sungguh membuat bahagia.
Rezeki ini, tidak bisa ditukar materi.
Namun membuat hati sungguh bahagia.
Bidan datang langsung memotong tali pusar dan mengeluarkan plasenta dan mengurus sisanya.
Maka, nikmat Allah mana lagi yang kau dustakan?
Tetangga adalah Saudara terdekat. Pelihara lah hubunganmu dengan tetangga.
Seperti kisah ku dengan kelahiran anak kelima.
Tidak ada yang bisa memprediksi bagaimana kelahiran setiap anak.
Meski dari rahim yang sama, anak pertama hingga kelima punya cerita tersendiri.
Lazimnya, sebelum melahirkan, biasanya akan ada tanda-tanda akan melahirkan. Salah satunya adalah keluar nya cairan/lendir penutup jalan lahir.
Alhamdulillah, sejak puasa pertama hingga ke 13, dilalui dengan lancar.
Namun puasa ke 13 ini, entah kenapa saat menunggu Azan ashar, terasa amat tidak nyaman karena braxton hiks alias kontraksi palsu.
Kenapa dianggap palsu, ya karena belum ada keluar tanda.
Kemarinnya begitu soalnya, sakit sekali..
trus hilang.
Emak masih sempat tilawah mengejar target Ramadhan hingga Azan ashar berkumandang.
Mau shalat ashar, sakit semakin intens.
Tidak sampai 5 menit sekali muncul rasa sakit nya.
Emak nelpon suami minta doa supaya sakit nya hilang seperti kemarin.
Namun, kembali realistis bahwa sakit nya mulai 3 menit tanpa jeda.
Langsung bersiap dengan anak-anak, sambil menahan rasa sakit, aku meminta si sulung dan anak nomer tiga untuk mencuci perlak di belakang.
Setelah itu dianginkan di luar,
belum 5 menit dianginkan, aku mendadak menyuruh si kecil meletakkan di atas tempat tidur.
Menelpon kembali suami, timbul rasa mengejan yang kuat.
suami terkejut, aku pun mengiyakan akan melahirkan.
Ia langsung berencana pulang.
Aku meminta si nomer 3 memanggil kak vivi (a.k.a) tetangga.
Setelah datang, aku meminta dicarikan bidan.
Ia pun langsung kabur secepatnya.
Aku teringat metode melahirkan dengan cara crawl (merangkak), karena bila melahirkan sendiri dengan berbaring aku takut gak kuat karena aku masih puasa.
Eh, si sulung berseru,
"Mama, mama mau minum?"
Aku mengangguk. Ia mengambil kan minum, kemudian aku meminumnya.
Kembali mengejan sambil posisi crawl.
Alhamdulillah bayi langsung keluar.
Kemudian tetangga masuk, bude dan tetangga lainnya sambil menunggu bidan, bergotong royong membantuku.
Ada yang masak air panas untuk persiapan mandi bayi dan bersih-bersih ibunya.
Ada yang membuat kan teh manis, hingga membuatkan makan.
Sungguh membuat bahagia.
Rezeki ini, tidak bisa ditukar materi.
Namun membuat hati sungguh bahagia.
Bidan datang langsung memotong tali pusar dan mengeluarkan plasenta dan mengurus sisanya.
Maka, nikmat Allah mana lagi yang kau dustakan?
Ichaaa selamat lahiran yaa,, semoga sehat semuaaa duh terharu aq.
BalasHapusAamiin, Makasih kak echy ♥♥
HapusHuaaa barakallah ya kak :))
BalasHapusAamiin, Makasih elsa ♡ ♡
Hapus