Kalo Aku SSA, Aku Harus Apa?
Masih suasana Ramadhan, puasanya gimana? Masih semangat kan Mak? Meskipun di rumah aja, kita bisa bikin aktivitas seru bareng anak di rumah. Misalnya Aktivitas Finger Painting Sama Anak. Silahkan gih baca di Blognya Kak Citra.
Btw, belakangan ini semakin banyak muncul pasangan sejenis atau LGBT yang menjadi idola anak muda. Kadang kalo udah kepo ke Instagram mereka saya mereka energi positif saya kesedot. Abis tu jadi lemes.
Kalo kemarin ada Lucinta Luna dan Abash (sumpah saya bingung ngomongin yang ini. Yang laki berubah jadi perempuan, yang perempuan berubah jadi laki trus jadi pasangan. Gak bisa ya, gak usah tukeran trus jadi pasangan yang normal aja.. hiks). Nah sekarang yang lagi rame diomongin adalah pasangan Nino dan Jeje yang mengadopsi anak.
Tadinya saya gak peduli dengan kehidupan dua perempuan yang jadi pasangan itu. Sampe akhirnya mereka adopsi anak. Saya khawatir sama masa depan anak tersebut. Lah orangtua mereka aja yang normal gak berhasil mendidik mereka sesuai fitrah, bagaimana mereka bisa mencontohkan fitrah yang benar sesuai dengan ajaran agama? Sungguh bikin saya merasa embuh.
Belum lagi, fans mereka ini banyak sekali. Ditambah lagi banyak yang terinspirasi mau suntik hormon sendiri segala. Ya Allah, tambah embuh. Emang dipikirnya suntik hormon udah kayak suntik insulin aja gitu..
Yang anak muda banyak belum tau adalah informasi mengenai SSA. Di postingan sebelumnya, saya pernah membahas Apa itu SSA.
SSA (Same Sex Attraction) alias tertarik sesama jenis, atau suka dengan sesama ini berbeda dengan LGBT ya.
LGBT sudah pasti SSA. SSA belum tentu mau jadi LBGT. Silahkan dibaca dulu deh postingan sebelumnya biar paham.
Nah, SSA itu bisa jadi ada banyak di sekitar kita. Banyak faktor yang membuat seseorang bisa menjadi SSA. Ini bukan bawaan gen ya. Allah menciptakan makhluk sudah sangat sempurna. Mengenai faktor pencetusnya kebanyakan karena salah asuhan.
Kita kesampingkan dulu kenapa bisa jadi SSA. Tulisan saya kali ini khusus buat remaja ataupun orang yang sedang galau mengenai dirinya. Kenapa kok rasa-rasanya ada perasaan pada seseorang yang sejenis.
Daripada orang tersebut mencari informasi di tempat lain (atau malah nyari yang ke pro LGBT bisa gawat). Lebih baik saya kasih aja deh informasi buat yang butuh dengan informasi yang insyaAllah baik dan benar.
Kalau ternyata kamu punya kecenderungan menyukai sesama jenis. Itu bukan musibah. Jangan anggap itu kutukan. Tapi juga jangan menganggap itu sebuah anugerah untuk bebas melakukan hubungan yang dilarang agama.
Anggaplah itu sebagai cobaan. Ingat, cobaan yang berhasil kamu lalui ada balasan baik yang Allah berikan. Kalau hanya menyukai sesama jenis itu gak berdosa. Yang berdosa adalah mengungkapkan perasaan itu dan mengekspresikan hubungan tersebut layaknya kaum Luth.
Lalu apa yang harus saya lakukan? Mungkin itu pertanyaannya. Yang harus dilakukan adalah mencari bantuan ahli untuk konsultasi dan melakukan pendampingan untuk berubah.
Ada banyak lembaga yang membantu SSA atau bahkan LGBT yang ingin bertobat. Salah satunya "Peduli Sahabat" yang didirikan oleh kak Sinyo Egie. Boleh cari laman beliau di Facebook atau Oorth.
Bila belum yakin untuk melakukan pendampingan, apakah ada yang bisa saya lakukan untuk merubah diri secara mandiri?
Menurut kak Sinyo, berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk diterapkan pada diri sendiri (baik untuk SSA maupun yang sudah pernah menjalani hubungan dengan sejenis):
1. Berniat Berubah
Niat ini bukan sekedar niat. Tapi benar sebuah niat yang kuat. Niat selalu berbanding lurus dengan usaha. Menurut pengalaman yang beliau share di media sosial, orang yang memang berniat teguh utnuk berubah akan menemukan "kesembuhan" dengan cepat dan juga bisa mengendalikan dirinya seumur hidup.
Namun berbeda dengan mereka yang ikut pendampingan karena dibujuk istri atau karena terpaksa.
2. Tobat Nasuha
Bila di masa lalu pernah melakukan kesalahan atau maksiat sebagaimana kaum Luth, maka tobatlah secara keseluruhan. Lakukan shalat sunnat Taubah bila diperlukan.
Sebagaimana yang tertulis dalam Al Qur'an, surat At Tahrim ayat 8.
3. Hapus Segalanya
Hapus semua foto, video, gambar maupun kontak yang berhubungan dengan dunia LGBT maupun SSA. Hal ini berguna agar otak maupun hati tidak tercemar dengan ajakan pornografi yang merusak. Karena biasanya dari tontonanlah awal mula untuk coba-coba praktek.
4. Perbanyak Ibadah dan Olahraga
Perbanyak ibadah dan puasa, sekaligus melakukan aktivitas fisik yang bermanfaat untuk tubuh misalnya olahraga.
5. Lakukan Kegiatan Positif
Makna yang terkandung adalah untuk mencari komunitas dan lingkungan yang positif untuk mendorong dan mengingatkan agar diri ini berubah. Jangan malah ikut grup chat atau grup medsos yang isinya LGBT semua.
Semakin sering kita melakukan kegiatan positif, bahkan yang cenderung kepada kemaslahatan orang lain, akan berdampak pada perbaikan diri. Karena kegiatan positif yang kita sebarkan akan kembali lagi pada diri kita.
6. Menjaga Kehormatan Diri
Selalulah ingat untuk menjaga kehormatan diri sendiri, keluarga, bahkan muslim lain di hadapan Allah. Bila ingin melakukan maksiat, ingatlah bahwa hal itu akan menjatuhkan Marwah kita di hadapan Sang Pencipta.
7. Sabar
Semua hal yang terjadi pada diri kita adalah ujian dan cobaan. Rumusnya hanya sabar dan syukur.
Sabar bila Allah beri cobaan SSA. Bersyukur karena lewat ujian ini banyak pahala yang bisa kita raih. Bagaimana mungkin?
Bila terdapat godaan lalu kita bersabar, bukankah lewat hal itu Allah sudah memberi pahala yang baik pada kita?
Ingat, jadikan cobaan sebagai jalan untuk mencari keridhoan Allah dan Masuk ke syurgaNya.
Nah itu beberapa langkah yang dapat dilakukan bila kita adalah seorang SSA maupun LGBT.
Sebagai orangtua, patutnya kita mencontoh Rasulullah dalam mendidik anak. Diantaranya:
1. Menjadi Panutan yang Baik bagi Anak-anak
Bagaimanapun anak memerlukan role model. Biasanya SSA tumbuh dari bibit anak yang tidak punya role model sesuai dengan jenis kelaminnya.
Lalu bagaimana bila berasal dari keluarga yang tidak lengkap? Tidak ada ibu atau ayah? Coba carikan role model lain yang mumpuni. Misalnya Kakek, Paman, atau keluarga terdekat yang layak dijadikan contoh.
2. Mencari Lingkungan Masyarakat yang Baik
Ini adalah kewajiban orangtua. Usahakanlah mencari lingkungan atau tempat tinggal yang dekat dari masjid. Lingkungan yang baik insyaAllah akan membawa dampak positif bagi anak kita.
Bayangkan bila kita tinggal di daerah lokalisasi. Apakah yang selalu anak kita saksikan?
3. Ajarkan Adab kepada Anak
Beberapa adab dasar misalnya menjaga aurat. Mengetuk pintu bila masuk kamar orangtua. Lalu sebagai orangtua, memisahkan tidur anak kita yang sudah baligh dan dilarang satu selimut meskipun saudara kandung sesama jenis.
4. Pertegas Identitas dan Karakter Anak
Besarkan anak sesuai dengan jenis kelaminnya. Jangan pernah bercanda memakaikan jilbab pada anak lelaki. Begitupun anak perempuan. Jangan sekalipun memanggilnya "Bang" bila wajahnya mirip dengan ayah/kakak lelaki.
Beri mainan pun menurut dengan jenis kelamin. Anak lelaki boleh main boneka, tapi boneka berkarakter binatang yang mempunyai nilai edukasi.
Begitu pun anak perempuan, boleh main mobil bila bernilai edukasi. Namun jangan memberikan mainan Barbie kepada si lelaki. Mengurangi maskulinitas sejak dini.
Pakaian pun begitu. Jangan pakaikan anak perempuan baju kakak lelakinya meskipun masih bagus. Ajarkan perbedaan sikap antara lelaki dan perempuan.
5. Waspada Terhadap Pelecehan dan Kekerasan Seksual
Waspada terhadap segala bentuk pelecehan dan kekerasan seksual pada anak. Kebanyakan malah dilakukan oleh orang terdekat. Antisipasi dengan mengajarkan anak melindungi diri. Beri edukasi mengenai menjaga tubuh dari apa yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain. Laporkan dan Teriak bila mengalami kejadian yang tidak menyenangkan. Selalu ajak anak bercerita agar ia selalu speak up tentang kejadian yang menimpa dirinya.
Begitulah beberapa cara mengajarkan anak agar terhindar dari bibit SSA dan paham LGBT.
Semoga Allah jaga anak cucu kita dari perbuatan buruk. Semoga bermanfaat, boleh kita membahas lebih lanjut di kolom komentar ya..
Daripada orang tersebut mencari informasi di tempat lain (atau malah nyari yang ke pro LGBT bisa gawat). Lebih baik saya kasih aja deh informasi buat yang butuh dengan informasi yang insyaAllah baik dan benar.
Kalau ternyata kamu punya kecenderungan menyukai sesama jenis. Itu bukan musibah. Jangan anggap itu kutukan. Tapi juga jangan menganggap itu sebuah anugerah untuk bebas melakukan hubungan yang dilarang agama.
Anggaplah itu sebagai cobaan. Ingat, cobaan yang berhasil kamu lalui ada balasan baik yang Allah berikan. Kalau hanya menyukai sesama jenis itu gak berdosa. Yang berdosa adalah mengungkapkan perasaan itu dan mengekspresikan hubungan tersebut layaknya kaum Luth.
Lalu apa yang harus saya lakukan? Mungkin itu pertanyaannya. Yang harus dilakukan adalah mencari bantuan ahli untuk konsultasi dan melakukan pendampingan untuk berubah.
Ada banyak lembaga yang membantu SSA atau bahkan LGBT yang ingin bertobat. Salah satunya "Peduli Sahabat" yang didirikan oleh kak Sinyo Egie. Boleh cari laman beliau di Facebook atau Oorth.
Buku Kak Sinyo sebagai bahan tulisan Blogpost ini |
Bila belum yakin untuk melakukan pendampingan, apakah ada yang bisa saya lakukan untuk merubah diri secara mandiri?
Menurut kak Sinyo, berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk diterapkan pada diri sendiri (baik untuk SSA maupun yang sudah pernah menjalani hubungan dengan sejenis):
1. Berniat Berubah
Niat ini bukan sekedar niat. Tapi benar sebuah niat yang kuat. Niat selalu berbanding lurus dengan usaha. Menurut pengalaman yang beliau share di media sosial, orang yang memang berniat teguh utnuk berubah akan menemukan "kesembuhan" dengan cepat dan juga bisa mengendalikan dirinya seumur hidup.
Namun berbeda dengan mereka yang ikut pendampingan karena dibujuk istri atau karena terpaksa.
2. Tobat Nasuha
Bila di masa lalu pernah melakukan kesalahan atau maksiat sebagaimana kaum Luth, maka tobatlah secara keseluruhan. Lakukan shalat sunnat Taubah bila diperlukan.
Sebagaimana yang tertulis dalam Al Qur'an, surat At Tahrim ayat 8.
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".
3. Hapus Segalanya
Hapus semua foto, video, gambar maupun kontak yang berhubungan dengan dunia LGBT maupun SSA. Hal ini berguna agar otak maupun hati tidak tercemar dengan ajakan pornografi yang merusak. Karena biasanya dari tontonanlah awal mula untuk coba-coba praktek.
4. Perbanyak Ibadah dan Olahraga
Perbanyak ibadah dan puasa, sekaligus melakukan aktivitas fisik yang bermanfaat untuk tubuh misalnya olahraga.
5. Lakukan Kegiatan Positif
Makna yang terkandung adalah untuk mencari komunitas dan lingkungan yang positif untuk mendorong dan mengingatkan agar diri ini berubah. Jangan malah ikut grup chat atau grup medsos yang isinya LGBT semua.
Semakin sering kita melakukan kegiatan positif, bahkan yang cenderung kepada kemaslahatan orang lain, akan berdampak pada perbaikan diri. Karena kegiatan positif yang kita sebarkan akan kembali lagi pada diri kita.
6. Menjaga Kehormatan Diri
Selalulah ingat untuk menjaga kehormatan diri sendiri, keluarga, bahkan muslim lain di hadapan Allah. Bila ingin melakukan maksiat, ingatlah bahwa hal itu akan menjatuhkan Marwah kita di hadapan Sang Pencipta.
7. Sabar
Semua hal yang terjadi pada diri kita adalah ujian dan cobaan. Rumusnya hanya sabar dan syukur.
Sabar bila Allah beri cobaan SSA. Bersyukur karena lewat ujian ini banyak pahala yang bisa kita raih. Bagaimana mungkin?
Bila terdapat godaan lalu kita bersabar, bukankah lewat hal itu Allah sudah memberi pahala yang baik pada kita?
Ingat, jadikan cobaan sebagai jalan untuk mencari keridhoan Allah dan Masuk ke syurgaNya.
Nah itu beberapa langkah yang dapat dilakukan bila kita adalah seorang SSA maupun LGBT.
Sebagai orangtua, patutnya kita mencontoh Rasulullah dalam mendidik anak. Diantaranya:
1. Menjadi Panutan yang Baik bagi Anak-anak
Bagaimanapun anak memerlukan role model. Biasanya SSA tumbuh dari bibit anak yang tidak punya role model sesuai dengan jenis kelaminnya.
Lalu bagaimana bila berasal dari keluarga yang tidak lengkap? Tidak ada ibu atau ayah? Coba carikan role model lain yang mumpuni. Misalnya Kakek, Paman, atau keluarga terdekat yang layak dijadikan contoh.
2. Mencari Lingkungan Masyarakat yang Baik
Ini adalah kewajiban orangtua. Usahakanlah mencari lingkungan atau tempat tinggal yang dekat dari masjid. Lingkungan yang baik insyaAllah akan membawa dampak positif bagi anak kita.
Bayangkan bila kita tinggal di daerah lokalisasi. Apakah yang selalu anak kita saksikan?
3. Ajarkan Adab kepada Anak
Beberapa adab dasar misalnya menjaga aurat. Mengetuk pintu bila masuk kamar orangtua. Lalu sebagai orangtua, memisahkan tidur anak kita yang sudah baligh dan dilarang satu selimut meskipun saudara kandung sesama jenis.
4. Pertegas Identitas dan Karakter Anak
Besarkan anak sesuai dengan jenis kelaminnya. Jangan pernah bercanda memakaikan jilbab pada anak lelaki. Begitupun anak perempuan. Jangan sekalipun memanggilnya "Bang" bila wajahnya mirip dengan ayah/kakak lelaki.
Beri mainan pun menurut dengan jenis kelamin. Anak lelaki boleh main boneka, tapi boneka berkarakter binatang yang mempunyai nilai edukasi.
Begitu pun anak perempuan, boleh main mobil bila bernilai edukasi. Namun jangan memberikan mainan Barbie kepada si lelaki. Mengurangi maskulinitas sejak dini.
Pakaian pun begitu. Jangan pakaikan anak perempuan baju kakak lelakinya meskipun masih bagus. Ajarkan perbedaan sikap antara lelaki dan perempuan.
5. Waspada Terhadap Pelecehan dan Kekerasan Seksual
Waspada terhadap segala bentuk pelecehan dan kekerasan seksual pada anak. Kebanyakan malah dilakukan oleh orang terdekat. Antisipasi dengan mengajarkan anak melindungi diri. Beri edukasi mengenai menjaga tubuh dari apa yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain. Laporkan dan Teriak bila mengalami kejadian yang tidak menyenangkan. Selalu ajak anak bercerita agar ia selalu speak up tentang kejadian yang menimpa dirinya.
Begitulah beberapa cara mengajarkan anak agar terhindar dari bibit SSA dan paham LGBT.
Semoga Allah jaga anak cucu kita dari perbuatan buruk. Semoga bermanfaat, boleh kita membahas lebih lanjut di kolom komentar ya..
Kayaknya makin berat ya tantangan jadi orangtua jaman sekarang. Semoga keluarga kita, anak-anak kita dijauhkan dari hal-hal macam LGBT dan SSA ini
BalasHapusBegitulah kak orti harus jadi role model yg baik ya semoga anak2 tsb cepat kembali ke jln yg benar Amin YRA
BalasHapusTantangan banget. Yang masih PR banget itu buat memberi edukasi mengenai fitrah anak sesuai gender. Masih belum tau mau ngasih penjelasannya kaya apa biar bisa langsung dicerna
BalasHapusSaya baru tahu ada public figur (youtuber ya mereka?) nino dan jeje itu. Googling sebentar, dan ternyata dari look Ninonya kayak cowok. Yang saya heran dari pasangan lesbian seperti itu, selalu ada sosok yang seolah-olah menjadi laki-lakinya. Kalau begitu, harusnya si cewek normal dong karena dia tertarik dengan look yang seperti lelaki. Tapi daripada nyari laki beneran kenapa harus yang begitu? Asli bingung deh.
BalasHapusBerat sih kak, karena dalam hati mereka ini ada kekecewaan pada pasangannya. Jadilah mereka jadi SSA. Tapi lingkungan yang bebas juga makin menambah celah
BalasHapusSemakin ngeri aja gaya hidup manusia akhir zaman ini ya Mbak, salah satu cara lainnya yang bisa dilakukan adalah ruqyah syar'iyyah, biar keluar setan/jin yang menungganginya kalau ada.
BalasHapusJadi SSA ini sama kayak Kristen Steewart sama pasangan ceweknya, juga Miley Cyrus sama ceweknya ya. Hihihi. Kadang geli sendiri aja melihat bagaimana penyimpangan seksual ini begitu marak di luar negeri. Semoga tidak mewabah juga di Indonesia.
BalasHapusBerarti bisa dibilang, sebelum meningkat jadi LGBT, SSA dulu ya... kl LGBT udah pasti SSA, kl SSA belum tentu mau jd LGBT. Noted, tfs Icha
BalasHapusWah, aku nggak gaul ini sampai gak tau hal beginian. Terakhir sempat baca hal-hal buku remaja yang berbau p**** dan bagi mereka sudah biasa. Ku rasa bagi orangtua yang punya anak harus lebih aware untuk menjaga anak dan mengajarkan kalau manusia itu harus menyukai lawan jenis bukan sesama jenis secara perlahan
BalasHapusYa Allah, saya enggak tahu nino dan jeje ini. Soalnya saya mual kalo ngomongin LGBT. Entah kenapa rasanya bikin kesel gitu, heu. Enggak habis pikir sama dunia ini skrg. Kenapa mereka pelaku LGBT bisa dapat fansnya. Astaghfirullah. Semoga anak cucu kita kelas Allah jaga dari pergaulan enggak bener begini. Aamiin
BalasHapusNaudzubillahimindzalik..semoga kita dan keluarga senantiasa Allah lindungi dari hal semacam ini. SSA ini penyebabnya bisa macam2. Salah satunya pelecehan seksual yang pernah dialami. Penyebab yang lain pergaulan. Ternyata SSA itu bisa menular. Makanya hati - hati sekali memilih teman.
BalasHapusAku baru tau SSA itu suka sesama jenis, terima kasih kak, artikelnya sangat membantu dan semoga aku dan orang-orang dekat aku di jauhkan dari hal-hal uang kaya gini
BalasHapusAku jadi keinget ada komik yang jelas mengisyaratkan penyuka sesama jenis. Ngeri banget. Takut anak2 terbiasa dengan hal seperti ini
BalasHapusAstaghfirullahaladhiim, ngeri banget Kak. Duh mau jadi apa negeri kita ini ya, kalo yang demikian dibiarkan. Naudzubillahimindzaalik. Dirimu mau maunya Kak ngepin IG mereka.
BalasHapus