PDAM Tirtanadi Perlu Membenahi Diri
Apa kabar Mak? Semoga sehat selalu di tengah masa new normal yang sudah dijalani. Kali ini mau bahas perairan daerah ni. Ngomong-ngomong soal air, air ini adalah kebutuhan yang paling penting dalam hidup ini. Sebagai emak-emak rumah tangga kita akan emosi kalo suplai air terhenti ke rumah kita. Kalo emak yang emosi bisa repot nih.. oh ya..kalo mau baca Cara Mengendalikan Emosi Pada Anak boleh baca blognya Kak Mutia ya.
By the way, udah tau PDAM Tirtanadi? PDAM Tirtanadi adalah Perusahaan Daerah Air Minum yang melayani kota Medan dan Sekitarnya. Dirujuk dari situs pdamtirtanadi dot co dot id, berikut adalah visi misi mereka.
VISI PDAM Tirtanadi mampu melayani kebutuhan air minum bagi seluruh penduduk Kota Medan pada Tahun 2020. MISI Mengelola pelayanan air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan kepada masyarakat secara merata, tertib dan teratur. Mengelola perusahaan dengan Good Corporate Governance. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan memberikan pelayanan pengumpulan dan penyaluran air limbah melalui sistem perpipaan. Meningkatkan pendapatan daerah.
Dilihat dari visi misinya secara umum mereka ingin meningkatkan pelayanan. Saya mendukung visi misi mereka karena tulisan ini memang dibuat agar mereka mendapat masukan dari pelanggan yang merasakan pelayanan mereka selama ini.
Beberapa Komplain yang Pernah Saya Lakukan:
Tentang Tagihan Air
Mama kami tinggal seorang diri. Apalagi sejak ayah kami tiada. Karena itu tak lama kemudian adik kami beserta istrinya akhirnya tinggal serumah dengan mama. Sebelum adik kami pindah, tagihan air rumah mama sampai lebih dari seratus ribu. Rasanya gak mungkin. Mama gak masak. Sementara seharian lebih banyak menghabiskan waktu menjaga warung. Maka saya diminta mama untuk komplain ke kantor pembayaran air terdekat dari rumah kami. Yakni Cabang Tuasan.
Setelah melakukan complain langsung saya cecar dengan pertanyaan tertutup "sebenarnya kalian tidak punya petugas pencatat meteran kan?" (Untuk daerah rumah mama yakni lingkungan 3 Pulo Brayan Darat 1 Medan Timur).
Lalu petugas menjawab "petugas pencatat yang lama sudah dipecat Bu.. jadi sekarang masih menunggu keputusan dari pusat tentang petugas baru. Mungkin bisa tahun mendatang baru ada.." katanya. Dengan kata lain, bila kita menemukan angka tidak cocok (terlalu jauh) antara meteran dengan tagihan maka kita yang harus memberi informasi ke kantor pembayaran. Sehingga bulan depannya tagihan air kita akan disesuaikan.
Do you know, ini sungguh merepotkan. Saat itu mungkin tahun 2016. Hingga saya menulis ini, saya sudah pernah mengajukan complain hingga 3 kali soal tagihan , lalu kita harus melapor ke kantor, memfoto meteran air sebagai bukti, dll.
Apakah cuma daerah rumah mama kami saja? Nggak donk.. dari antrian yang mau mengajukan complain, banyak juga daerah yang tidak memiliki petugas pencatat. Yang paling sial menurut saya seperti ibu yang duduk di sebelah saya. Beliau bercerita bahwa ujug-ujug petugas memberi tahu bahwa ia terhutang tagihan hingga 2 juta rupiah. Itu dikarenakan angka di meteran terlalu tinggi sementara angka di tagihan masih rendah. Akhirnya ia harus membayar mahal (tagihan air+cicilan hutang) berbulan lamanya. Sehingga saat saya bertemu dengan ibu itu, ibu tersebut mau komplain karena tagihannya terlalu murah. Ia takut di masa mendatang ia punya hutang kembali. Nah loh.. repot banget bukan? Mahal salah, murah juga salah. Ini karena apa? Tidak ada petugas pencatat.
Tentang Meteran Air yang Pecah
Kami baru saja pindah ke sebelah rumah mama. Sebelumnya rumah yang kami tempati ini disewa oleh orang lain. Kemudian karena kami mau menempati rumah tersebut akhirnya rumah itu dikosongkan sejak sebulan lalu. Dari orang yang memegang rumah tersebut, diketahui bahwa tagihan mereka setiap bulannya selalu lebih dari seratus ribu. Dipakai atau tidak, bahkan setiap hari air yang keluar selalu kecil. Saya bertanya ke ibu yang memiliki rumah itu sebelumnya, kenapa tidak complain? Ia hanya enggan karena malas ke sana.
Akhirnya saya didelegasikan mama untuk complain kembali. Ini kali keempat. Meski berbeda nomer meteran. Ketika saya menyebutkan nomer meter, petugas langsung berkata "meteran air ibu sudah pecah ya?" Saya mengiyakan. Nah beliau sudah punya data sejak lama kenapa tidak memberi tahu pemilik rumah sebelum kami? Duh saya semakin senewen. Lalu diinformasikan bahwa tagihan air kami akan selalu mahal meski tidak terpakai karena mereka selalu menerapkan rata-rata pemakaian sejak bertahun lalu. Sungguh ambyar bukan?
Ok saya minta jalan keluar. Satu-satunya hanya ganti meteran. Dan saya akan dikenakan biaya 558.000 rupiah. Saya pulang dulu donk minta persetujuan mama.
Sembari di jalan pulang saya melakukan complain melalui website PDAM Tirtanadi dan juga aplikasi mytirtanadi. Hasilnya? Tidak ada sama sekali. Setelah seminggu tidak ada kabar dari aplikasi mytirtanadi akhirnya saya menempuh cara lain.
Ok, saya menelpon ke customer service Tirtanadi. Ternyata pelayanan Tirtanadi berbeda dengan PLN (karena tidak bisa langsung melalui telepon). Saya harus ke kantor pelayanan terdekat (Tuasan) untuk melakukan ajuan pergantian meteran. Ah kenapa sih tidak ada layanan satu pintu?
Mau tidak mau saya datang ke sana di hari Senin tanggal 8 Juni. Saya melakukan pembayaran untuk pengajuan pergantian meteran pecah. Biayanya benar 558.000; sementara bila kita mengalami kehilangan meteran karena dicuri lebih besar lagi biayanya, yakni 650.000;
Saya tanya sebelum pulang "kapan pengerjaan pergantian meteran akan dilakukan?" Jawabnya "tunggu bagian CV yang mengerjakan Bu.. nanti ibu ditelpon". Sebenarnya jawaban ini tidak memuaskan saya. Satu jam setelah pembayaran, masuk SMS notifikasi bahwa pengaduan saya sudah masuk dan akan diproses secepatnya.
Namun hingga Blogpost ini saya terbitkan per 13 Juni, belum ada petugas yang menghubungi saya untuk memasang pergantian meteran. Bila saya bandingkan dengan PLN (meskipun sering bermasalah dengan listrik, namun pelayanan PLN semakin baik karena lebih cepat melayani) sungguh jauh berbeda. Saya pernah membantu tetangga yang diharuskan mengganti meteran listrik. Ketika ditelpon ke customer service PLN (pengaduan 123) lalu membayar di minimarket terdekat tak berapa lama keesokan harinya petugas sudah hadir untuk mengganti. Dan diingatkan untuk tidak memberi uang apapun ke petugas. Untuk yang satu ini saya apresiasi PLN.
Akhir kata, saya akan memberi Saran Dan Kritik agar PDAM Tirtanadi dapat melakukan perbaikan sejalan dengan visi misinya.
Saran dan Kritik
1. Saya harap PDAM Tirtanadi melakukan pengecekan personil yang bertugas di lapangan. Jangan sampai ada daerah pelayanan Tirtanadi yang absen dari petugas pencatat meter. Petugas pencatat meter adalah pelayanan terpenting yang dimiliki. Lengkapi dengan bukti foto seperti yang dilakukan oleh PLN.
2. Perbaiki situs Tirtanadi dan juga aplikasi mytirtanadi. Setiap laporan masyarakat yang masuk ke situs dan juga aplikasi seharusnya direspon dengan cepat.
3. Sebaiknya customer service melalui telepon dilakukan satu pintu. Artinya, masyarakat dapat mengajukan complain dan juga pengajuan pasang baru/pergantian meteran melalui telepon. Bukankah ini mendukung kantor pelayanan agar tidak crowded di tengah pandemi? Memudahkan masyarakat akan pelayanan akan berdampak pada kemajuan perusahaan daerah.
4. Lakukan pemeriksaan berkala pada aliran air yang langsung terhubung ke masyarakat. Saya pernah tinggal di jalan Karya Medan Barat. Air di siang hari sama sekali tidak keluar meskipun sudah memasang mesin penyedot air. Kapan air hidup? Jam 12 malam hingga jam 6 pagi dengan catatan dibantu mesin penyedot air.
5. Beri informasi ke masyarakat bila sedang ada pencucian. Kadang secara tiba-tiba air keruh keluar dari keran air. Duh sungguh tidak mengenakkan. Karena kita harus membuang air satu bak karena air tiba-tiba keruh.
Demikian saran dan kritik yang saya sampaikan. Semoga tulisan ini bisa sampai kepada bapak direktur PDAM Tirtanadi. Demi kebaikan kita bersama. Saya harap teman-teman juga mau membantu meneruskan tulisan ini dengan share tulisan ini ke semua platform media sosial.
Disclaimer: Tulisan ini saya buat untuk mewujudkan visi dan misi yang ingin dicapai oleh PDAM Tirtanadi sesuai dengan visi misi yang mereka tulis di website PDAM Tirtanadi.
Aku bantu share yaa walau tanjung selamat belum masuk air pam hahaha
BalasHapusWah,, semoga viral ya,, jadi gampang ke up dan kinerjanya jadi diperbaiki..
BalasHapusSaran mba kalau misalnya belum, bisa posting juga di fb Dan IG.. biasanya di medsos lebih gampang viralmya
Oleh karenanya saya tidak berlangganan PDAM mendingan gali sumur, apalagi kalau sudah musim kemarau, PDAM hanya nyala kecil dan paling lama satu jam di rumah kawan saya, hanya mampu mengisi dua ember saja, sedih.
BalasHapusDuh air lagi air lagi ya mbaa. Padahal ini kebutuhan vital masyarakat yg harusnya jadi prioritas kalau ada masalah. Sedih aku jg pernah ada di posisi seperti ini. Sampai mau pipis aja harus hemat2 karena ngga ada air. Bahkan pernah pipis harus numpang. Skrg kita bikin sumur sendiri dehh
BalasHapusWahh tagihan sampai 2 juta? Gimana mau ga complain ya. Padahal air adalah kebutuhan vital rumah tangga. Semoga PDAM Tirtanadi bisa lebih baik dan gercep menangani keluhan pelanggan ke depannya.
BalasHapusSemoga pihak PDAM tirtanadi ada yang membaca tulisan ini ya mbak.Sehingga bisa segera dibenahi segala sesuatunya. Aamiin
BalasHapusDi rumah saua tidak pakai pdam jadi ga pernah ngerti kalo sering terjadi masalah seperti ini. Semoga cepat membaik ya pelayananya
BalasHapusmemang untuk dapat keluh kesah tentang PDAM harus di loaksi agar bisa di dengerin langsung. semoga masalahnya cepat berlalu
BalasHapusSering banget ini keluhan di daerah, termasuk papa mertua saya. Hehehe. Karena petugas PDAM-nya jarang periksa, tidak rutin, akhirnya tagihan airnya mahal terus tiap bulan. Semoga segera direspons cepat ya mba.
BalasHapuswah susah juga mahal salah murah juga bingung. Semoga tulisan ini bisa sampai dan akan memperbaiki kinerja PDAM Tirtanadi ke depan nanti. Ku bantu share ya Mbak
BalasHapussemoga semua kritik dan saran ini bisa tersampaikan ke PDAM, soalnya masalah air ini adalah masah utama kebutuhan masyarakat, dan PDAMnya mau segera berbenah
BalasHapussemoga tulisan ini sampai ke pihak mereka dan bisa memperbaiki layanannya ya mbak. Karena kepercayaan pelanggan itu penting banget.
BalasHapusKeren nih cara mbak mengeritik PDAM Tirtanadi. Semoga pihak PDAM ada membaca postingan ini dan segera berbenah.
BalasHapusDuh kasian Mba. Semoga kritik dan sarannya dibaca dan diterima ya mba ama PDAM tirnadi. Soalnya pasti rasanya itu gondok banget ya mba. Aku pernah juga ngerasain kayak gitu. Cuma bukan ama PDAM. Ngurusin protesnya juga bikin aku capek hati juga. Semoga PDAMnya semakin lebih baik ya ke depannya
BalasHapusPDAM ini adalah masalah yang kerap jadi keluhan ibu-ibu di Bogor sini. Airnya sering mati, sih. Aku pasang juga tapi nyaris nggak pernah dipakai. Selama ini pakai air sumur terus karena memang lebih jernih. Heran juga sih alasan sering mati. Padahal di Bogor sini semestinya persediaan air melimpah.
BalasHapusSemoga bumn segera jadi lebih baik.. menteri bumn sedang ngurus2 ini..
BalasHapusTernyata tidak hanya ditempat saya saja yang pelayanan dari PDAM kurang memuaskan. Makanya sekarang sudah tidak berlangganan lagi, lebih baik gunakan air dari sumur. bisa lebih puas memakainya
BalasHapusIni kasusunya sama dengan PLN selama pandemik ya, Mbak. Tidak datangnya petugas pencatat meteran, memuat tagihan listrik naik. Sebabnya tidak ada data akurat data meter. Nah, kalau rumah saya di Jakarta itu Alhamdulillah PDAM-nya bagus. petugas datang dengan alat mencatat meter yang canggih. Ada keluhan juga tinggal telpon. Misalnya pas pipa saya pecah karena penggalian kabel di jalan, langsung diperbbaiki. Semoga segera mendapat solusi ya, Mbak Icha
BalasHapusFyuhh ikutan esmosi ya bacanya, hairan deh ama pemangku kepentingan yg diamanahi ngurusi hajat hidup orang banyak. Nanti dimunculkan lg wacana swastanisasi, gerahh
BalasHapusAku enggak pernah punya pengalaman jadi pelanggan PDAM. Karena meski tinggal di wilayah Jakarta tapi jaringan PDAM belum masuk ke perumahanku. Hiks. Di tempat ortuku di Kediri dan mertua di Madiun malah sudah berlangganan. Semoga ada solusi terbaik untuk masalahnya ya
BalasHapusSaya juga pernah mengalami hal seperti itu, tapi ini tagihannya malah jadi sedikit trnyata meterannya yg rusak akhirnya saya komplainkan. Kebetulan di jawa timur sih.
BalasHapusSetelah beberapa kali air PAM tidak ngalir bahkan di musim hujan, akhirnya saya memutuskan untuk berhenti berlangganan, karena tidak ngalirnya sampai beberapa hari, sementara tagihan tetap jalan, semoga kinerja PDAM di mana pun diperbaiki ya jadi tidak merugikan pelanggan
BalasHapusya Allah mbak..zholim bener ya yang punya perusahaan. semoga cepat teratasi dengan benar ya mbak permasalahannya
BalasHapusKalo kasus dengan PDAM Tirtanadi aku juga pernah punya pengalaman tidak menyenangkan. Ceritanya juga sama. Tanpa mengirimkan petugas yang mencatat meteran mereka udah bikin denda untuk kami. Padahal sama sekali air pun belum ada setetes mengalir dirumah yang notabene belum pernah kami tempati. Ujung-ujungnya mereka tetap minta dibayar setengah dengan sistem patungan dengan petugas.
BalasHapussaya bantu viralkan ya di medsos.. semoga cepat ada solusinya..dan PDAM Tirtanadi Sgera berbenah diri..
BalasHapusSemoga cepat ada solusi ya kak,pernah merasa sulit air untuk emak-emak memang bikin galau.
BalasHapusSaya kira harus ada pembenahan di manajemen perusahaannya, entah di pusat atau dicabang, bagaimana pun pelanggan tidak bisa dirugikan.
BalasHapusApa sudah ada tanggapan dari pihak PDAMnya mbak? Semoga cepat sampai ke mereka ya.
BalasHapusBagus ini ditulis seperti ini jd sebagai remninder kepada PDAM untuk melakukan pembenahan, dalam rangka mencapai visi dan misinya kan
BalasHapusYang air keruh ini mbak ditempatku hari-hari sudah jadi beneran harus masuk tandon yang besar itu penuh nanti kalau sudah 2-3 hari baru dialirkan di bak mandi.
BalasHapuswah pasti sangat ngeselin banget ya mba, semoga segera dibaca oleh pihak PDAM ya mba. emang air bersih tuh sangat dibutuhkan banget sih. apalagi jika tiba-tiba air keruh gitu, bikin gemes rasanya.
BalasHapusAir itu kan penting banget ya, kak. Lah kalau pihak PDAMnya kayak gini terus alasannya enggak logis, karena pelanggan harus menunggu keputusan mengenai petugas lama. Lah, kok orang komplain diundur-undur, sementara kalau minta bayaran diminta cepet.
BalasHapusSaya lebih bete kalo air mati ketimbang listrik mati. Wkwkwkwk. Kebayang apalagi rumah yg gak pake tandon. Kasian amat. Semoga PDAM semakin bagus lagi pelayanannya.
Hapussemoga segera terselesaikan ya
BalasHapusmungkin juga kendala di internal PDAM perlu ada perbaikan
Ngeselin memang ya sis kalau air tagihan bengkak karena mereka pakai perkiraan ga ada yang ngecek.... Kadang lebih parah lagi bocor pipa di dekat meteran di telp kagak datang.. pernah ngalami masalah seperti ini juga dulu
BalasHapusEmang ngeselin ya kak kalo make air pdam. Dulu pernah ngalamin waktu ngontrak rumah. Airnya keluar dikit-dikit banget, sampe harus numpang mandi ke rumah teman
BalasHapusWow. Itu sangat menyusahkan masyarakat ya. Wajib dibenahi itu. Semoga semakin kesininya semakin bagus ya pelayanannya.
BalasHapuskalo aku belm pernah pake PDAM jadi gak tau kalo ada yang seperti ini. jadi pikir dua kali untuk pake PDAM. Setelah mbak tulis tuisan ini jadi semakin baik PDAM untuk kedepannya.
BalasHapusWah, pelayanan PDAM ternyata di setiap kota mengecewakan ya, Mbak. Di Bandung juga gitu. Saya memang bukan pengguna PDAM, tapi sering banget temen - temen cerita tentang air PDAM yqng tidak mengalir, tapi tagihan harus tetap dibayar. Ini kan merugikan masyarakat o
BalasHapuspengguna jasa PDAM.
Sebenarnya pernah aku dengar keluhan beberapa tetangga ibu ku dulu soal pemakaian PDAM dirumah mereka, mereka kebanyakan mengeluhkan pembayaran perbulan nya yang dirasa mahal.
BalasHapusSemoga tidak hanya PDAM Tirtanadi saja yang melakukan pembenahan,tetapi PDAM lainnya yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.