Cara Mudah Belajar Faraidh
Siapa yang belum pernah dengar kata faraidh? Hayooo ngaku muslim kok belum tau.. ayo ayo sini duduk biar Emak kasih tahu.
Bahasa mudahnya, faraidh adalah ilmu tentang warisan. Mungkin kamu akan bertanya, emangnya wajib kah membagi harta warisan secara faraidh? Nah, tertulis dalam Al Qur'an pada surat An Nisa ayat 13.
(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah kemenangan yang besar.
Menurut beberapa tafsir yakni Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah, Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar dan tafsir An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi. Ayat 13 tersebut menjelaskan tentang hukum waris yang wajib dijalankan.
Emak jadi teringat, dulu pernah menghadiri sebuah majelis ilmu. Ustadz berkata ciri-ciri hari kiamat adalah dicabutnya ilmu dari dunia ini, menurut ustadz tersebut, ilmu yang sudah langka sekarang ini adalah tentang faraidh.
Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW,
“Wahai Abu Hurairah, belajarlah ilmu faraidh dan ajarkanlah, karena sesungguhnya ia adalah setengah dari ilmu. Dan ilmu itu akan dilupakan dan dia adalah ilmu yang pertama kali dicabut dari umatku.” (HR. Ibnu Majah no. 2719)
Coba lihat keadaan kita sekarang, bukankah banyak di sekeliling kita yang rusak tali persaudaraan akibat pembagian harta warisan yang tak sesuai dengan syariat Islam?
Tapi membayangkan belajar faraidh ini, jujur saja Emak males pake banget. Kenapa? Karena pernah menyaksikan sendiri suami yang belajar di sebuah seminar tentang faraidh selama dua hari (sebelum pandemi) terlihat pening (bahasa Medan, pusing).
Makanya, ketika Emak dikirimin buku Faraidh in Story oleh seorang teman ada rasa malas membacanya. Jujur, awalnya under estimate banget. Ini buku pasti bikin pusing Emak.
Nyatanya? Haha sedikit pusing tapi langsung mengerti tentang ilmu Faraidh karena contoh soal Faraidh ini disketsakan dalam sebuah cerpen. Menarik bukan?
Apa sih isi buku Faraidh in Story?
Buku ini menjelaskan banyak hal kepada kita tentang istilah-istilah dalam pembagian harta warisan. Dulunya Emak cuma tau anak perempuan itu bagiannya 1/3. Anak laki-laki 2/3. Tanpa Emak tau bagaimana awalnya.
Dari buku ini Emak tahu bahwa jumlah ahli waris itu ada 25. 15 dari laki-laki dan 10 dari perempuan.
Ahli waris laki-laki:
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki
3. Ayah
4. Kakek
5. Saudara laki-laki kandung
6. Saudara laki-laki seayah
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung
9. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah
10. Paman kandung
11. Paman seayah
12. Anak laki-laki dari Paman kandung
13. Anak laki-laki dari Paman seayah
14. Suami
15. Laki-laki yang memerdekakan seorang hamba
Ahli waris perempuan:
2. Cucu perempuan dari anak laki-laki
3. Ibu
4. Nenek shahihah dari pihak ibu
5. Nenek shahihah dari pihak ayah
6. Saudara perempuan kandung
7. Saudara perempuan seayah
8. Saudara perempuan seibu
9. Istri
10. Perempuan yang memerdekakan seorang hamba.
Sudah cukup mumet? Hihi jangan dulu. Meski kelihatannya banyak, namun seandainya semua (25 pihak ini ada semua/masih hidup), maka yang berhak menerima harta waris hanya 5 orang, yakni ayah, ibu, anak laki-laki, anak perempuan, dan salah satu dari suami atau istri (yang meninggal).
Bila istri meninggal maka ayah ibunya berhak mendapat warisan selain suami dan anak-anaknya. Begitu pun bila suami meninggal, maka selain istri dan anak-anaknya seandainya ayah atau ibunya suami masih ada, maka mereka berhak menerima harta waris. Namun bila tak ada lagi ayah atau ibunya, maka hanya berhak diwariskan oleh anak dan istri saja.
Ada paham? Hehe
Review Buku Faraidh in Story
Buku ini saya rekomendasikan dibaca oleh semua muslim, karena mempelajarinya merupakan fardhu kifayah. Tau kenapa? ternyata seandainya dalam satu kampung tidak ada satu orang pun yang mengerti tentang ilmu Faraidh, maka satu kampung akan dikenakan dosa. Itu alasan pertama.
Kedua, buku ini membuat bahasan tentang njlimetnya Ilmu Mawaris menjadi lebih mudah dan ringan. Tapi tidak pula terlalu ringan, karena akan membuat kita berfikir dan ikut menghitung dan memikirkan bagaimana menghitung harta warisan yang menjadi cerita di buku ini.
Ketiga, buku ini dilengkapi soal dan penyelesaian dan ada pula catatan buat kita para pembaca. Menarik kan?
Keempat, di akhir buku, kita akan diminta untuk menghitung harta waris seandainya kita meninggal. Nah.. penting banget ini.
Kelima, banyak pengetahuan baru yang ternyata belum Emak tau. Misalnya, disegerakan penghitungan warisan bila seseorang meninggal. Itu bukanlah hal yang tidak sopan. Karena melambatkan atau menunda pembagian warisan bisa jadi mendzalimi seseorang yang membutuhkan.
Keenam, banyak istilah baru yang bisa kita pelajari seperti mahjub, ashabah, shahihah dan lainnya.
Ketujuh, buku ini mudah dipahami bahkan oleh anak remaja. (Ssstt.. ponakan Emak yang umur 13 sudah mulai booking kepengen baca buku ini setelah Emak selesai review).
Kedelapan, meskipun buku ini lumayan tebal. Emak berhasil menghabiskan isinya hanya dalam satu hari. Kenapa? Ya balik lagi karena ilmu yang kita dapat membuat kita merasa excited membacanya.
Kesembilan, buku ini harganya terjangkau. Tidak sampai seratus ribuan, tapi ilmu yang didapat sangat berharga.
Identitas Buku
Judul : Faraidh in Story
Penulis : Anise Haleema - Elfi Zahra Pane - Eneng Sofiah - Eny Nilam Sari - Fifi Yenita - Hadriani - Hamidah - Mahmuda - Maryami Latifa - Meli Mustofiah Hady - Ndukfajar - Nurhasanah Rangkuti - Nurjiwati Eka Putri
Editor : Anise Haleema
ISBN : 978-623-7631-81-1
Cetakan Pertama : Desember 2020
Penerbit : RUMAH IMAJI, Lampung
Jumlah Halaman : 396
Buku ini juga sudah dibaca oleh Ustadz Abdul Somad dan mendapat rekomendasi dari banyak pihak. Kabar baiknya.. ternyata Faraidh in Story ke dua akan segera terbit.
Di mana bisa didapat? Boleh ke Halaman Facebook Faraidh in Story atau juga hubungi salah satu penulisnya di +6287858005473.
Jadi gak sabar nih pengen baca buku keduanya..
Dulu pernah belajar tentang warisan pas SMA. Tapi karena sudah lama dan tidak pernah dibaca-baca lagi, jadi lupa. Padahal hal seperti ini penting untuk dipahami. Nanti aku harus beli bukunya nih, biar bisa belajar lagi.
BalasHapusBuku ini bagis ya, Mbak Icha, karena menjelaskan secara lengkap, jelas, dan mendetail soal warisan. Sama.. saya juga tahunya soal bagian laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Tidak tahu rincinya misalnya ahli waris 15 laki-laki dan 10 perempuan.
BalasHapuskeren nih, bukunua untuk dipelajari, agar ilmu Faraidh tidak hilang, karena keenganan kita mempelajarinya.
Menarik ilmu pengetahuan baru lagi nih tentang ilmu Faraidh/warisan. Walau pun dikeluargaku belum pernah saya alami, setidak nya ilmu tentang hal seperti ini juga ada, bahkan ada bukunya.
BalasHapusWah iya, ini perlu banget. Banyak terjadi, orangtua masih hidup pun, anak-anak udah berebut warisan.
BalasHapusmasalah faraidh atau warisan ini sering kali dianggap remeh padahal perlu banget ya kak. Soalnya banyak sekali cerita ribut-ribut memperebutkan harta orang yang sudah meninggal. Bahkan tak jarang sampai masuk ke pengadilan.
BalasHapusBukunya mengandung ilmun warisan cocok banget buat semua kalangan karena kita tau warisan memang bukan utama tapi pasti jadi rebutan untuk yang lainnya
BalasHapusbuku yang bagus banget dibaca, informasinya lengkap dan menyeluruh, apalagi warisan adalah sesuaru yang sensitif
BalasHapusbuku yang bagus mbak, btw anakq di sekolah juga ada pelajaran faraid Alhamdulillah sejak dini anak udah diajarkan aware dengan masalah waris ini ya
BalasHapusHehehehe... Aku pernah belajar ilmu waris waktu kuliah mbak. Cuma baru tahu istilah faraidh ini baru-baru aja ^^
BalasHapusSaya belum pernah belajar soal faraidh. Wkwkwk. Saya bersyukur terlahir sebagai gadis Minang di mana Adat Basandi Syarak, dan Syarak Basandi Kitabullah. Alhamdulillah hingga ke hukum warisan dalam garis keturunan Minang, itu sangat sejalan dengan hukum Islam.
BalasHapusSebenernya buku ini sangat cocok berada di suatu keluarga yang sedang memperebutkan hak waris. kadang suka sebel kalau ada suatu keluarga apalagi Muslim ya yg bahas hak waris padahal ibu mereka belum wafat. Pengen kusodorin aja buku yang emak lg ulas ini
BalasHapusJadi keinget jua, dulu nenekku langsung potong kambing aqiqahan di kampung ketika adik ketiga saya laki-laki.
BalasHapusBeliau sangat bersyukur, karena pertikaian gegara warisan di kemudian hari gak akan diutak utik oleh keluarga besar..
Padahal ntah apa yg mau diributin.
Tanah yg cuma 3 pot itu? 😶😶
Xixixi... ya mau gimana lagi kak. Faktanya memang banyak yang tanah seiprit dijadikan bahan pertikaian dan perebutan keluarga.
HapusDulu pas MAN dan dapat materi ini, kelapa auto pening. Soalnya kudu paham alur dan mana yang sepertiga, seperenam, seper sekian lah. Hehe
BalasHapusBelajar tentang hukum2 syariat islam itu sangat penting memang termasuk dalam hal faraidh/harta warisan. Kadang gini ya, banyak juga di tetangga2 lingkungan saya yang sama2 satu kelaurga banyak yang putus silaturahim karena pembagian harta waris yang tidak sesuai menurut mereka masing2. Nah, disinilah peran islam sangat memudahkan dan mengatur cara2 yang santun dalam pembagian harta waris. Membaca lengkap tulisan di atas penting sih, terutama buat saya yang harus bisa mengerti dasarnya ilmu Faraidh ini. Maksih kak atas artikelnya, sangat sangat berguna sekali bagi saya dan keluarga....
BalasHapusKayaknya dulu pas pelajaran agama di SMP atau SMA pernah ada materi tentang warisan itu. Yang teringat sampai sekarang ya cuma bagian anak lelaki 2/3 sementara anak perempuan 1/3. Tapi ternyata nggak semudah itu ngitungnya ya.
BalasHapusIya, ngeri kalau sampai ada perebutan warisan gini, perpecahan antar saudara karena masalah harta.
Ilmu tentang pembagian harta waris ini udah mulai luntur. Banyak yang nggak berdasarkan hukum lagi membagi harta warisnya. Malah nggak sedikit yang saling berebut.
BalasHapusMenyedihkan sih memang. Miris banget rasanya.
Aku kak baru tau faraidh itu ilmu mengenai warisan, tapi kalau dari keluarga Ayahku bener2 dipraktekkan itu,jadi kalau ada yang meninggal dan dia meninggalkan peninggalan banyak dicari tuh runtutannya, jadi banyak yang mendadak kaya, atau emang gak habis2 kekayaannya ya dari warisan itu.
BalasHapusTermasuk buku baru lah ya Mbak. Hehe..terbit Desember 2020. Penting juga mempelajari tentang waris ini. Secara sering kali jadi perdebatan bahkan perselisihan...Keren nih bukunya
BalasHapusSepertinya kuperlu baca buku ini. Jadi ingat punya tanggungan untuk menuntaskan soal waris dari almarhumah ibu nih.
BalasHapusJadi ingat pelajaran fikih kelas 12. Dulu aku palinh pinter kalau bab ahli waris #eh sombong. Sekarang ya Allah ilmunya udah lupa semua astagfirullah. Jadi pengen cari buku buku kelas 12 dulu deh mbak
BalasHapusBener banget, keinget nih keluarga jauh, bahas warisan kok ya ga beres-beres astaghfirullah. Bener kalao setidaknya harus ada salah satu yang paham, daripada semua terkena dosanya. Jadi pengen belajar juga baca buku faraidh in story, apalagi kalo bahasan njlimet jadi ga ribet. Pasti asik.
BalasHapusZaman mondok dulu pernah belajar faraidh, taaaapiiii secuil banget, keburu mumet kl suruh ngitung2 dan memecahkan masalah. *alibi aku aja ini mah. Hahaha
BalasHapusMesti belajar lg nih karena ilmunya emg kepakai bgt
Saya pribadi mungkin tidak tahu ilmu waris mungkin jika suatu ketika harus berhadapan dengan hal itu maka saya akan menyerahkan kepada ahlinya saja
BalasHapusbuku tentang faraidh ini biasanya bacaannya para mahasiswa syari'ah ya, tp gak ada salahnya juga dimiliki setiap muslim. Nice nih, buku antologi bertema serius ya, bisa jadi penambah khasanah bacaan umat Islam.
BalasHapusKerennya Masya Allah. Ada pula buku asik bin seru yang membahas soal itu mawaris alias faraidh ini. Berat sebenarnya ternyata bisa dibuat lebih menyenangkan ya.
BalasHapusNah ternyata soal warisan yang harus dihitung sesegera mungkin itu memamg ternyata sudah seharusnya ya ... bukannya nggak sopan karena berduka.
Bener juga harus belajar dan tahu ilmu soal wariasan. Sejauh ini belum dapat pengetahuan soal ini
BalasHapusMenguasai ilmu faraidh sama dengan menguasai 1/2 nya ilmu ya, dan kelak nantinya akan menjadi ilmu yang pertama kali dicabut dari muka bumi, riwayat dari Ibnu Majah ini noted banget.
BalasHapusSekarang suami jg lagi belajar ilmu waris ini nih. Kalo aku dridulu dapat ilmu faraidh tapi tiap tahun jg lupa. Ingetnya cuma pas ujian di sekolah huhu. Susah emang kalo ga sering2 dilatih.
BalasHapusWah, ilmu warisan ya! Mestinya ilmu ini memang diwariskan turun-temurun.
BalasHapusKalau menyangkut hitung-hitungan, memang cukup rumit. Tapi, bagi yang punya minat di situ, ya, ayolah belajar ilmu waris. Soalnya, Ustadz Firanda pernah bilang, musuh Islam itu menyerang dua hukum Islam, yaitu: hukum waris dan poligami. Jadi, mau mewariskan poligami? Yuk, ah. Hehe...
Aku juga baru ikut webinar tentang hukum waris islam ternyata banyak sekali ilmu yang didapat ya.
BalasHapusWah terimakasih sudah berbagi ilmu. Ternyata pembagian warisan itu ada aturannya dana smua juga karena ada dasarnya. Smoga makin bnyk org yang tercerahkan karena ini.
BalasHapusSaya pun juga gitu nih. Enggak mungkin menghindar terus kalau sudah berhadapan dengan pembahasan ahli waris ini. Kudu mengerti juga ya kan. Wuah, saya setuju nih dengan penyajian mengalir teknik cerpen. Saya biasanya lebih cepat nangkep dan enggak mudah bosan. Bisalah nih buku ini saya jadikan list bacaan di kemudian hari.
BalasHapusSoal warisan ini penting karena tidak jarang perselisihan terjadi karenanya.
BalasHapusSaya juga baru mengetahui, ternyata ada 25 orang yang berhak menerima harta warisan. Juga tidak menyangka kalau orangtua (misal orangtua dari pihak istri) berhak menerima harta waris.
Perkara harta warisan memang harus segera diselesaikan secepatnya.
BalasHapusCuma kadang kita yang baik-baik ini, merasa sungkan karena ortu baru meninggal kok udah bagi-bagi harta.
Padahal kan harus diselesaikan segera
Jujur saya blm belajar kak hehe
BalasHapusPernah sih kuliah dulu ada materinya, disuruh hitung tp dah lupa lagi.
Sampe skrg kayaknya banyak yg pake hukum waris adat ya, termasuk keluarga ku 😀
Ini perlu nih dibaca umat Islam yang masih suka mengutamakan hukum adatnya hehe, walaupun sebenarnya opsional ya
BalasHapusBukunya menarik nih mbak buat dibaca, apalagi ilmu saya soal ini masih minim banget. Jadi pengen punya bukunya dan mempelajarinya lebih dalam lagi
BalasHapusWah..., tnyata banyak istilah yg blm aku ketahui. Aku tau masalah warisan hanya sekilas aja. Dan g pernah peduli mau dpt atau ngga. Tapi setelah baca ini ternyata perlu ya pembahasan brsama kluarga. Btw thanks review bukunya mbak, bermanfaat sekali.
BalasHapusTernyata ilmu faraidh banyak ya mbak istilah2 nya baru tau saya ..nanti coba saya mau cari dan baca bukunya menarik sih ini
BalasHapusKalau dibahas setelah beberapa hari meninggal si fulan sepertinya kurang sopan ya mbak tapi begitulah sebaiknya dalam Islam ya
BalasHapusWah, buku ini cocok ya dimiliki oleh teman yang beragama Muslim untuk mengetahui mengenai apa yang harus dan nggak dilakukan biar tidak membingungkan dalam hal ahli waris
BalasHapusSuka banget aku belajar faroid ini walaupun memang sering lupa. Apalagi kalau sudah masuk ke pembahasan-pembahasan yang nggak bisa dijelaskan secara tekstual seperti pembagian harta bersama, berbenturan dengan adat waris, tentang wasiat yang lebih besar daripada waris, utang yang masih ada, harta yang nggak bisa dibagi, persoalan harta yang belum clear, sengketa tanah yang akan diwariskan, nilai harta yang fluktuatif, dan berbagai masalah lainnya. Padahal sih yang udah pasti pembagiannya aja masih sering lupa. Kayaknya memang harus lebih banyak belajar lagi aku ni.
BalasHapusIlmu waris memang tidak dikuasai oleh banyak orang. Aku saja tahu ini penting, tapi melawan malas itu sulit. Tetap harus belajar ya Kak. Terima kasih sudah diingatkan.
BalasHapusKak terima kasih banyak review bukunya ya kak, bermanfaat banget buku ini wajib dibeli deh biar tahu ilmunya pembagian harta waris menurut Islam yang sebenarnya bagaimana bukan sekedar 1/3 atau 2/3 saja
BalasHapusilmu harta waris menjadi salah satu bab ilmu yang wajib untuk dipelajari, karena sudah banyak hubungan keluarga yang retak karena pembagian waris yang dianggap tak rata. semoga kitab ini bisa menjadi sumber ilmu yang memberi tambahan wawasan
BalasHapusSebagai orang yang pernah ngerasain perihnya pembagian warisan hingga berdampak ke hubungan keluarga besar, kayaknya emang saya kudu memperdalan atau setidaknya paham soal Faraidh ini. Thanks untuk insight barunya ya mba
BalasHapus