Faber Castell, Solusi PJJ dan PTM
"Kak.. udah siap?" Tanyaku pada si sulung."Cepat kak.. Hishshah mau kerjain pr juga" kataku lagi.Semenjak pandemi, teriakan di rumah semakin bertambah-tambah..
Begitulah! Pandemi memaksa anak-anak melakukan PJJ dari rumah. Sayangnya, PJJ menimbulkan banyak masalah baru bagi para Emak. Bukan sekedar kerjaan nambah jadi tutor si anak, tapi konon katanya darah tinggi pun semakin memuncak.
Hahaha hayooo ngaku. Siapa yang di rumah santai bak di pantai menanggapi PJJ anak? Yang pasti bukan saya ya Bu Ibu.. Anak saya yang harus PJJ ada 3 orang. Belum lagi di rumah ada dua batita. Segitu doank? Eeeh belum cukup merana kah? Ditambah saya harus mengerjakan kerjaan rumah all by my self. Saya pun harus mengurus kedai/warung. Daaaan setiap pekan ada deadline menulis blog atau kerjaan influencer. Hadeeeuh siapa suruh semua kerjaan diborong Mak? Wkwkwk itu namanya rezeki.
Bukan karena Emak sibuk makanya PJJ terasa berat, bahkan ibu yang anaknya cuma satu, juga merasakan kok bahwa PJJ cukup menguras energi dan emosi. Bahkan pada webinar pekan lalu, yang diadakan oleh Faber-Castell berjudul "Refleksi Pendidikan Indonesia di antara PJJ dan PTM" seorang narasumber yakni Ibu Saufi Sauniawati (Pengamat Pendidikan Indonesia) mengatakan bahwa PJJ memiliki banyak kendala. Yaitu:
Permasalahan Daring di Indonesia:
1. Tidak Semua Punya Ponsel Cerdas
Saat pandemi, bukan tidak mungkin pemasukan berkurang. Bahkan banyak keluarga yang kepala keluarganya dirumahkan. Memiliki sebuah ponsel cerdas terkadang adalah hal terakhir yang dipikirkan oleh sebuah keluarga.
Kalo di keluarga saya, seorang anak belum berhak memiliki handphone. Maka ketika daring, hal yang harus diatur adalah waktu. Karena ponsel saya akan dipinjam untuk 3 anak. Tidak jarang saya pun harus berkomunikasi dulu dengan guru anak-anak mengenai jadwal agar tidak rebutan ponsel.
2. Kalo Ada Ponsel Cerdas, Harus Juga Ada Paket Internet
Ponsel cerdas ada, namun paket internet terkadang masih terasa mahal bagi sebuah keluarga. Karena saya kebetulan bekerja melalui sebuah handphone (untuk kerjaan blogger dan influencer), maka paket internet tersedia. Bandingkan dengan keluarga yang untuk makan sehari-hari masih susah.
3. Orangtua Harus Secara Intensif Membantu Proses Belajar Daring dari Rumah
Untuk ibu rumah tangga terdidik, mungkin menemani anak belajar bukan hal yang sulit selain mengontrol emosi. Namun bagi orangtua yang tidak mengenyam pendidikan, mereka akan kebingungan dengan jobdesc yang diberikan oleh guru anaknya.
4. Anak Sudah Bosan Belajar Secara Daring
Anak SMA mungkin sudah bisa dikondisikan untuk menatap layar ponsel saat belajar daring via zoom atau meet. Namun anak SD? Mungkin 15 menit pertama masih bisa, kemudian akan bosan memperhatikan gurunya di layar.
Kemudian, tinggallah Emak ngomel-ngomel nyuruh anaknya tetap fokus..
5. Kurikulum dinilai Belum Cukup Mendukung Model PJJ
Kurikulum yang ada selama ini, dinilai belum cukup mendukung model PJJ karena semenjak pandemi hingga sekarang belum ada kurikulum terbaru yang diciptakan khusus buat PJJ. Akhirnya yang ada, bukan cuma anak yang terbebani. Bahkan orangtua merasa tak sanggup menemani anak belajar PJJ.
Lalu, bila sudah mencapai titik kulminasi begini apa yang harus dilakukan orangtua? Orangtua memiliki peran sebagai berikut:
1. Sebagai Pembimbing
Orangtua harusnya bertindak sebagai pembimbing / pengganti peran guru di rumah. Yang terjadi kemudian terkadang orangtua mengganti peran anak dengan mengerjakan pekerjaan si anak (daripada stress bolak-balik menyuruh mengerjakan tugas namun anak menolak).
Yang lebih gawat lagi, ketika ujian tengah berlangsung. Kebetulan saat itu ujian dengan kahoot. Yang terjadi kemudian, si anak yang belum lancar membaca dikerjakan soal kahoot oleh ibunya. Darimana tau? Si anak peringkat pertama tercepat sementara si anak belum lancar membaca. Hihihi gawat kan..
2. Sebagai Fasilitator
Orangtua membimbing anaknya di rumah layaknya guru menjadi fasilitator. Tempat bertanya bila ada yang kurang jelas (bukan kemudian ujug-ujug memberi jawaban). Pernah juga terjadi di kelas anak Emak, kertas ujian sudah berisi jawaban lengkap, sementara kelas baru saja mulai.
3. Sebagai Pengawas
Orangtua pun menggantikan peran guru secara langsung untuk mengawasi anak belajar. Jangan membiarkan anak terus menerus dengan gadgetnya namun ternyata tugas tidak dilakukan. Si anak keasyikan main game.
4. Sebagai Motivator
Orangtua menjadi motivator si anak agar tetap belajar meskipun PJJ. Dari banyak curhat di timeline medsos, kayaknya orangtua nih yang perlu jasa motivator agar tetap strong dan waras menghadapi tingkah anak ketika PJJ. Hehehe
Sementara itu, guru pun memiliki peran tersendiri, khususnya wali kelas. Yaitu:
1. Membuat Materi Bahan Ajar yang Kreatif
Kenapa ada murid yang bosan? Bisa jadi bahan ajar yang terlihat monoton. Maka dari itu penting untuk berfikir kreatif agar anak didik tidak mudah bosan. Apalagi selama pandemi, mereka harus tetap belajar meski di rumah.
2. Sebagai Guru Pamong
Komunikasi antara orangtua dan guru adalah kunci kesuksesan PJJ. Agar orangtua tetap strong guru harus ikut mengawasi dan mengingatkan orangtua agar materi yang diajarkan berhasil.
3. Sebagai Pengawas
Guru tak boleh bosan terus menerus mengingatkan orangtua dan juga anak didik untuk mengerjakan tugas / belajar.
4. Sebagai Guru
Peran utama sebagai guru memang akan bertambah double. Diakui memang PJJ membuat job desk guru berkali lipat dibanding PTM.
5. Sebagai Motivator
Yang satu ini pun bertambah tugasnya. Kalo dulu, saat PTM guru hanya memotivasi anak didik, sekarang bertambah menjadi memotivasi orangtua agar bisa dijadikan partner yang mengajari dan membimbing anak di rumah.
Peran orangtua udah, peran guru udah. Sekarang siswa pun harus berperan:
1. Sebagai Siswa yang Bertanggungjawab
Untuk mengurangi kecerewetan emak-emak, ada baiknya siswa sadar diri dan bertanggung jawab untuk melakukan tugasnya sebelum si Emak ngomel terus-terusan.
2. Sebagai Siswa yang Inovatif
Wajar sih kalo terasa ada kebosanan saat PJJ. Tapi bukan berarti berhenti belajar. Sebagai Siswa juga wajib mencari ide agar belajar tidak monoton. Setidaknya solutif untuk diri sendiri.
3. Sebagai Siswa yang inquiry
Siswa wajib rajin bertanya agar tidak melakukan kesalahan saat mengerjakan tugas. Apalagi tugas tersebut belum dimengerti sepenuhnya.
4. Sebagai yang Baik Berkomunikasi
Komunikasi yang baik antara siswa dengan guru dapat menghindari miskomunikasi. Sehingga seluruh kegiatan belajar mengajar melalui PJ maupun PTM menjadi lebih baik hasilnya.
Disadari atau tidak, ternyata pandemi ini memiliki dampak positif bagi pendidikan di Indonesia. Apa sajakah itu?
1. Karakter
Dulunya, semua nilai berdasarkan akademis anak. Sekarang, semenjak pandemi ada penilaian karakter yang dinilai oleh guru.
Pendidikan karakter juga mulai digaungkan kembali. Misalnya, setiap pagi sebelum mulai PJJ si anak diminta untuk membantu pekerjaan domestik di rumah.
2. Keatif
Kreativitas anak dan guru juga diuji. Akhirnya dicari bersama metode belajar paling ramah berdasarkan kebutuhan guru dan siswa.
3. Pendidikan
Kemajuan lainnya juga si anak tidak dikejar oleh kurikulum. Ada pemakluman pada situasi dan kondisi di saat pandemi.
4. Orangtua
Orangtua juga saat ini lebih menghargai guru. Bayangkan, sekarang orangtua lebih berempati dan mengerti bahwa mengajar bukan hal remeh seperti yang sering terjadi saat ini.
Setelah hampir memasuki ajaran baru, sekarang PTM telah diperbolehkan dengan aturan yang ketat dan terbatas. Ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan, di antaranya:
1. Tatap muka sudah diperbolehkan sejak Januari 2021.
2. Sekolah yang sudah di vaksin wajib membuka kelas tatap muka terbatas.
3. Pembelajaran tatap muka terbatas mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh.
4. Pembelajaran tatap muka maksimal 50% dari jumlah siswa per kelas.
5. Orang tua dapat memilih bagi anaknya untuk melakukan pembelajaran tatap muka atau pembelajaran jarak jauh.
6. Wajib mematuhi protokol kesehatan.
Dikarenakan pembelajaran tatap muka sudah boleh dilakukan meskipun terbatas, ada hal-hal yang wajib dipersiapkan oleh orang tua dan anak yaitu:
1. Carilah aturan tatap muka terbatas di kota Anda.
2. Mulai mendisiplinkan kembali jam tidur dan jam bangun.
3. Orang tua masih tetap harus mengawasi pembelajaran jarak jauh dan masih tetap memfasilitasi pembelajaran jarak jauh dengan lebih cermat dan cerdik.
4. Ajarkan protokol kesehatan tekan kan pada anak jangan minta makanan atau minuman bekas teman, jangan berpelukan dan jangan bergantian masker.
5. Mengurangi bermain game, mulai memberikan kegiatan after school activity offline.
Kendala yang Emak hadapi, seringnya tugas sekolah anak dikirim lewat wa, kemudian dicatat kembali di buku tulis. Kemudian hasilnya dipoto. Terkesan ribet banget kan? Iya.. belum lagi si anak jadi males-malesan untuk menulis kembali tugas yang diberikan oleh gurunya.
Tak jarang, jadinya butuh banyak sekali alat ketika belajar, yaitu:
1. Komputer (untuk mencetak tugas)
2. Printer
3. Segala macam alat tulis.
Di saat pandemi, bukankah kebutuhan menjadi meningkat? Pemasukan juga kebanyakan berkurang. Kebutuhan belajar anak akhirnya menjadi beban tersendiri. Nah untuk itulah dibutuhkan solusi yang cerdas juga cermat dan pasti hemat.
Alhamdulillah, di webinar lalu bapak Christian Herawan yakni
(Product Manager Faber-Castell International Indonesia) memperkenalkan paket belajar online yang juga bisa dipakai saat offline tentunya. Isinya tuh ada 5 macam, yaitu:
1. Stylus
Stylus ini adalah penemuan yang paling cerdas yang Emak syukuri. karena adanya siklus ini anak tidak usah lagi mencatat kembali tugas yang diberikan. Cukup screen capture, lalu edit. Hanya dengan menggerakkan stylus tugas si anak bisa cepat dikerjakan.
2. Pensil 2B
Pensil ini dipakai untuk menjawab soal pilihan ganda pada lembar jawaban komputer. Sudah lulus uji dan juga tidak mudah patah.
3. Penghapus
Salah satu penghapus yang paling gak suka karena bebas racun Phthalate. Selain itu juga lembut dan tidak merusak lembar jawaban komputer.
4. Pulpen
salah satu kelebihannya yaitu memiliki bentuk ergonomis dan nyaman untuk mengerjakan soal essay.
5. Rautan
Memiliki mata pisau yang lebih tajam serta tahan lama.
Alhamdulillah sekarang paket belajar online dari Faber Castell bisa didapat dengan mudah di seluruh marketplace seperti Shopee, Tokopedia maupun Lazada.
Sekilas Tentang Faber-Castell
📍 Awal berdiri tahun 1761 di Stein-Jerman
Merupakan salah satu perusahaan tertua di industri alat tulis.
📍 Kapasitas produksi (Pensil) mencapai 2,3 miliar pensil per tahun.
📍 Jumlah karyawan 8.000 di seluruh dunia, 1000 berada di Jerman.
📍 Pemasaran, dipasarkan di lebih dari 120 negara.
📍 Perusahaan keluarga. Tidak disangka perusahaan keluarga ini berkembang dan berkelanjutan hingga generasi ke-9.
📍 Lokasi produksi, berada di 9 negara dengan kantor pemasaran di 23 negara.
📍 Keragaman produk, produk dengan kualitas terbaik di kelasnya, untuk menulis menggambar desain kreatif dan pensil kosmetik.
📍 Komitmen hijau, Faber-Castell berkomitmen untuk menjaga dunia tetap hijau dengan menghadirkan proyek hutan lestari di Brazil dan Kolombia, dengan luas total kurang lebih 13000 hektar yang menjadi salah satu sumber bahan baku pembuatan pensil dan krayon.
Selama pandemi tanduk saya ini sering keluar emang. Padahal anak cuma satu ...
BalasHapusYa bener nih suka suka PJJ itu terasa sekali ya
Pengennya sih cepet belajar di sekolah seperti biasa. Tapi apa daya Corona masih meraja lela. Ingin anak cerdas tapi malah lebih banyak mainnya kalau di rumah itu.
BalasHapusSemoga pandemi cepat berlalu kak supaya pembelajaran kembali normal...
BalasHapusMemang legend faber castel saya juga dr dulu pake faber castel karena kualitasnya meamng oke
Duh memang ya Emak (dan Bapak) jadi tambah tugasnya terutama saat anak PJJ.
BalasHapusBegitu banyak tantangannya
Dan adanya Faber Castell set yang ada stylusnya bisa bantu nih nantinya.Aku penasaran mau beli buat anak-anak...
Salut sama Bunda yang bisa menghandle semuanya. Apalagi pjj untuk anak sekolah lebih dari satu orang di rumah. Pasti bikin emak bertanduk. Hahaha...
BalasHapusNamun demikian untuk anak usia di atas kelas 2 SD, ada sisi positif nya. Karena orang tua punya kesibukan lain, sebaiknya anak bisa belajar sendiri dan mandiri mengikuti kelas online sendiri begitu juga tugas.
Jangankan sama anak yang udah usia sekolah mba. Anak usia balita seperti anakku saja udah bikin aku kayak jadi mamasaurus. Soalnya udah gak ada lagi picnic time sebebas dulu. Wkwkwk. Paling asik sih menyibukkan anak dengan kegiatan bermanfaat, misalnya belajar dengan alat tulis dari Faber Castell.
BalasHapusUntuk mengurangi kecerewetan emak-emak, siswa perlu sadar diri.
BalasHapusHihihi iya banget lho ini. Namanya juga ortu sayang anak.
Btw aku setiap pakai pensil pun nyaman dengan keluaran dari Faber Castell. Awet. Tajam pula warnanya.
Paling favorit sih pensil warna sama spidol warna warninya.
Iya ya, mau PJJ mau PTM Faber Castell bs jd solusi utk menemani anak belajar ya, jd makin kreatif
BalasHapusDuhh bener banget, koleksiku faber castell ini mulai dari pensil, pen, sampai alat mewarnainya anak2, hehee daridulu udah suka sih emang sejak aku SD
BalasHapusFaber Castell ini memang juara sejak zaman dulu ya mbak. Saya aja punya banyak pas SMA dulu untuk pensilnya kalau ga salah untuk ujian ini diharuskan pakei Faber Castell deh
BalasHapusPJJ memang melelahkan bagi orang tua, tetapi banyak hal positive juga yang bisa diambil ya, Mba. Salah satunya pendidikan karakter, di mana setiap anak harus rajin bangun pagi dan membantu orang tua. Produk dari Fabercastell emang keren, aku suka stylusnya bisa digunakan di smartphone apa pun.
BalasHapusWah Faber Castell emang paling tau deh kesusahan emak saat PJJ gini, eh udah PTM deng hehehe, btw stylusnya cakep ya, mau cari ah nanti di toko buku :)
BalasHapusFaber castell ini idolanya anak² kita ya Cha... 4r emang pakai ini terus buat mewarnai
BalasHapuswah ini andalan dari jaman kecil sampai sekarang punya anak kecil, hehe.. memang masih meragukan untuk sekolah tatap muka ya, tp sekolah online juga bisa optimal sih kalo didukung sama fasilitas kece gini :)
BalasHapusMasa pandemi memang emak2 (terutama) jd double kerjaannya. Mau swkolah tatap muka cuma kondisi covid blm membaik. Khawatir juga kan
BalasHapusBtw sejak saya kecil pun sudah ditemani faber castell hehe
Merk legend nih, jadi ingat zaman sekolah terlebih lagi pas ujian selalu pake pensil fabel castel. begitupun dengan anak-anakku sekarang.
BalasHapusFaber castell ini kesukaan banget waktu sekolah dulu haha, namanya kece pula. Senangnya sekarang udah ada set pensil, stylus juga sekalian. Memudahkan buat anak sekolah saat ini ya, ini mah bukan cuma buat anak sekolah namun saya juga naksir faber castell sepaket ini hehe
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSejak PJJ, orang tua jadi ikutan belajar juga karena menemani anak saat belajar.
BalasHapusBuat saya faber castell tuh, jadi teman belajar yang pas banget. Pensilnya nyaman dan tidak keras jadi anak-anak suka pakenya. Pas banget nih, kalau paket Faber castell jadi hadiah untuk anak. Mereka bakal senang dan tambah semangat belajarnya.
Faber Castell produknya selalu inovatif. Kek stylus ini, membantu banget sih. Aku aja gara-gara sekolah online akhirnya beli printer biar nggak bolak-balik ke tempat ngeprint. Masalahnya nggak semua orang mampu untuk beli printer kan? Eh, Faber Castell punya solusi jitu untuk masalah tersebut, Ngerjain soal2 jadi lebih mudah deh.
BalasHapus