Bahagia ala Emak-Emak
"Saya hanya ingin disayang.. Sama suami.. "
Kalimat ini terus berputar di kepala Emak ketika melihat video bu Kanti diwawancarai di dalam penjara. Bu Kanti memang sedang viral. Tapi sesungguhnya banyak sekali bu Kanti yang bertebaran di luar sana.
Masih ingat kah Mak? Dengan Bu Dedeh di Jakarta yang 2014 lalu memasukkan ketiga anaknya dalam tandon air?
Gimana dengan Bu Evi? Yang meracun semua anaknya di Jombang tahun 2018. Sama halnya dengan bu Winarsih di Ponorogo juga meracun anaknya di 2019.
Kalau mau mengikuti berita tentang ibu yang membunuh anaknya, dalam setahun bisa terjadi beberapa kasus. Rata-rata motifnya seputar ekonomi dan juga hubungan suami yang tidak baik dengan istrinya.
Namun Mak, dengan banyaknya kejadian yang terjadi di sekitar kita jangan membuat kita melakukan 3 hal ini:
1. Merasa kewarasan kita ditentukan dari kebahagiaan yang diciptakan suami.
2. Menyindir suami bahwa ia belum berhasil membahagiakan istri melalui postingan atau tag media sosial suami di sebuah postingan sejenis.
3. Mengatakan pada suami "Kamu harusnya bersyukur aku masih waras di tengah kekurangan dan letihnya mengurus anak dan rumah sendirian".
Kenapa?
1. Kebahagiaan kita harusnya ditentukan dalam diri karena kebahagiaan kita adalah tanggung jawab kita sendiri Mak!
2. Versi membahagiakan istri setiap rumah tangga itu berbeda. Bahkan versi membahagiakan istri di mata suami dan istri dalam satu rumah bisa berbeda.
Contoh: versi Emak membahagiakan istri adalah suami selalu siaga membantu mengurus anak dan rumah. Sementara versi suami membahagiakan istri adalah dengan berusaha memenuhi kebutuhan keluarga. Gak sama kan Mak? Ya.. Pasti tidak sama. Biar sama? Tanya secara langsung dan nyatakan secara langsung bagaimana cara membuat emak di rumah happy.
3. Versi mencintai istri di setiap rumah berbeda. Bahkan antara suami istri di rumah itu sendiri. Misalnya nih Mak, bagi Emak merasa dicintai kalo suami memberi kepercayaan penuh ketika Emak keluar rumah untuk "me time ala Emak (pergi ngaji). Sementara suami, merasa cinta dengan selalu memastikan istri aman di rumah. Beda jauh bukan?
4. Ketika mendapati diri kita kuat hati dan fisik dalam mengurus anak, tak elok rasanya memaksa orang lain untuk bersyukur. Tapi bersyukurlah karena Allah sudah menguatkan kita. Bersyukur Allah telah menjaga kita tetap sehat lahir batin.
Sebagai emak-emak apalagi di Indonesia ya, pressure yang dihadapi memang terasa lebih berat. Tingkat stress jadinya lebih besar. Alasannya:
1. Budaya yang jamak tertanam hampir dari Sabang ke Merauke adalah patrilineal. Di mana suami dilayani bak raja. Bahkan ada beberapa suku yang mengharamkan suami mengurus pekerjaan rumah tangga. Padahal dalam Islam, istri hanya bertugas melayani suami. Kalau memang istri secara ikhlas "membabu" di rumah itu karena mengharap keridhoan suami semata.
2. Istri yang full menjadi ibu rumah tangga di Indonesia sering diartikan "diam di rumah", tidak punya pekerjaan alias gabut. Padahal kita semua tau bahwa tidak ada bahan makanan yang bergerak sendiri berubah menjadi sarapan, makan siang atau makan malam. Tidak ada baju kotor yang bergerak mencuci sendiri, terjemur hingga masuk kembali ke lemari. Tidak ada rumah yang tiba-tiba rapi sendiri ketika hanya didiamkan. Pekerjaan ibu rumah tangga itu tidak jelas jam kerjanya. Bahkan bisa 3 x lipat jam kerja manusia di dunia korporat (8 jam). Ibu rumah tangga tak memiliki hari libur. Bahkan parahnya ibu rumah tangga tidak punya penghargaan apapun meski hanya ucapan terimakasih dari sang suami.
3. Seperti sebuah hukum tak tertulis bahwa netizen online maupun offline (baca: tetangga/kerabat) berhak mengomentari kehidupan orang lain. Apa saja dikomentari. Baru melihat ibu baru melahirkan langsung ditanya normal atau caesar. Anaknya ngAsi atau susu formula. Kebayang kan ribetnya jadi ibu?
4. Mom shaming semacam tradisi. Ada ibu yang kelelahan mengurus anak dibilang manja. Ada ibu yang mengaku stress dengan urusan rumah tanya dibilang cengeng. Bahkan ketika ada yang memutuskan untuk curhat malah dikatai "yaelahhh baru gitu doank.. Gue donk.. Urus anak 5 sendiri gak masalah.. " Yang tadinya galau malah positif depresi. Padahal menguatkan orang lain itu free. Dampaknya bisa menyelamatkan seorang ibu beserta keluarganya termasuk anak-anak.
Kalo udah begitu yang kita dapatkan, apakah memang wajar emak-emak kudu stress? Jangan ya mak. Ingat, bahagialah karena hanya ibu yang bahagia lah yang mampu membahagiakan anaknya. Seperti kata Emak di awal, bahagia kita adalah tanggung jawab kita. Makanya Emak mau ngasih tips receh tapi InsyaAllah mampu membuat kita bahagia.
Tips Bahagia ala Emak
1. Luangkan waktu untuk diri
Mak.. Diri kita pun punya hak atas diri sendiri. Maksudnya kita berhak meluangkan waktu untuk kesukaan kita. Me time. Itu dia!
Kalo versi Emak, me time adalah pergi ngaji. Sehabis pulang biasanya lebih merasa recharge energi, sabar serta syukur. Selain ngaji Emak juga suka menyendiri di sudut sofa menulis blog. Biasanya Emak sampaikan ke anak-anak terlebih dahulu bahwa jangan ganggu Emak dalam kurun waktu satu jam. Anak-anak pun sudah mengerti.
2. Kerjakan Hobi
Pikirkan hobi yang sederhana yang bisa kondisikan di rumah. Misalnya merawat tanaman, masak atau baking. Jangan hobi ribet yang perlu waktu banyak kayak hiking ya Mak 😁.
Beberapa emak mengaku sehabis masak merasa lebih fresh pikiran. Kalo Emak paling mood banget kalo mencium aroma roti/kue/bolu yang sedang mengembang di dalam oven.
3. Makan Makanan Kesukaan
Mak, karena lambung bersahabat dengan otak. Coba makan makanan yang Emak suka. Saat tingkat stress tinggi, beberapa emak bakalan good mood saat menyantap mie instan pedas pake telur.
Kalo Emak menyendiri minum kopi sambil celup roti. Kadang minta suami belikan coklat, es krim atau yogurt. Habis itu nikmati sendirian di sudut kamar. Kalo butuh fresh air, biasanya Emak keluar rumah sebentar beli cilok atau bakso lalu makan sendirian. Egois kah Mak? Gak! Paling lama 20 menit juga udah sampe rumah kembali.
4. Masuk Gua
Gak cuma suami yang butuh gua. Ternyata kita para emak juga perlu gua untuk menenangkan diri. Bagi sebagian emak mungkin drakoran adalah jalan ninjanya mencari self therapi. Kalo kayak Emak suka masuk gua dan baca novel/cerita baik berbentuk buku ataupun e-book.
5. Curhat
Mencurahkan perasaan ataupun unek-unek yang kita rasakan memang bikin release. Tapi jangan asal curhat. Curhat lah pada orang yang memang memberi jalan keluar. Bukan orang yang malah menyebarkan aib dan masalah kita. Kalo belum ketemu orang atau saudara yang begitu?
Masih ada sujud yang kita punya. Bisikkan seluruh keluh kesah kita ke bumi. InsyaAllah terdengar sampai ke langit. Terkadang kita gak sadar efek berbisik ke bumi Mak. Memang masalah kita belum kelar, tapi rasa tenang yang Allah titipkan berhasil membuat kita lebih kuat menghadapi semua masalah.
6. Quran dan Istighfar
Untuk seorang muslim, kedua hal ini adalah andalan untuk mewaraskan diri. Al Quran disebut dalam beberapa literasi adalah obat. Sementara zikir seperti istighfar mampu membuat hati menjadi tenang.
Hati yang tenang akan membuat pikiran menjadi lebih tentram. Bahagia kemudian? InsyaAllah.
7. Self Reward
Self Reward ini bertujuan untuk memberikan diri kepercayaan dan meningkatkan self esteem. Bukan untuk membuat diri menjadi sombong dan menafikan keberadaan Tuhan.
Misalnya, "Ya Allah capek banget baru deep cleaning dapur.. " Nah hadiahnya boleh cheating dari diet misalnya. Atau udah lama gak beli jilbab baru, boleh deh ambil dari tabungan.
Kesimpulan
Menjadi istri dan ibu bukanlah pekerjaan yang mudah. Gak jarang menjadikan seorang perempuan berubah menjadi pribadi yang lain. Meski begitu, bukan menjadi sebuah alasan untuk melakukan suatu pelanggaran.
Kita sebagai emak bisa bahagia meski dengan hal receh. Karena tugas emak adalah membahagiakan anak, maka emak harus bisa secara mandiri membahagiakan dirinya sendiri. Yuk Mak.. Bahagia dengan cara kita sendiri!
Aku setuju dengan ulasan bagus ini. Beneran prihatin rasanya dengan kasus yang bermunculan. Bahagia ala emak itu sederhana dan bisa kita ciptakan. Semoga kita bisa saling mendukung sesama emak sehingga mampu menularkan kebahagiaan.
BalasHapusPR banget bagiku sebagai ibu dari 2 anak lelaki yang kelak jadi suami, untuk mendidik mereka agar tahu tugas, kewajiban dan haknya atas istrinya...sehingga istrinya kelak bahagia:)
Setuju terutama dengan poin 5 6 7.. Bahagia itu karunia dari Allah swt yang perlu kita cari dan usahakan (dengan cara cara yang benar dan sesuai denagn yang Allah kehendaki).
BalasHapusKayaknya biar emak2 bahagia butuh me time deh hehehe karena mengerjakan pekerjaan multi tasking pastinya energi terkuras abis ya
BalasHapusBetul saya pun ingin disayang suami. Apalagi istri itu ibarat cahaya dalam rumah tangga. Itu suami yg tidak menyayangi istri apa gak kegelapan di sana ya?
BalasHapusSelamat berbahagia ya...
Gimana mau mengalirkan kasih sayang kalo input dan tangki kasih sayangnya kosong.
BalasHapusGitu sih Mak, menurutku ya..
Dan ini harusnya difahami suami.
Etapi memang, ada peran wiring pengasuhan yang kebawa-bawa di rumahtangga sang anak saat mencontoh dari pengalaman nyata puluhan tahun rumahtangga orangtuanya
HapusHempaskan yang menyebalkab ya Mak, keren nih jalan ninjanya, suka baca buku ... MasyaAllah.
BalasHapusPertanyaannya sudah berapa buku kelar dibaca di awal gahun 2022 ini Mak?
Masuk gua itu maksudnya gimana, kak? Masuk ke dalam gua aja gitu? Atau mau menangkan diri tapi bisa dimana aja dan sebagai perumpamaan ya?
BalasHapusKalau makan makanan itu emang buat bahagia banget. Perut kenyang, hatiku senang. Hahahaha
Mengsedih memang Pas baca kasus bu kanti dan kasus ibu2 lainnya
BalasHapusGK kebayang beratnya jd ibu Dan istri .Kesehatan mental gk bisa disepelekan. Tips Dr kakak bagus Kali...
Membahagian diriku sendiri pun hampir semua sama dengan dirimu cha....
BalasHapusKadang bobok siang dengan tenang pun dah healing.
Kayak kemaren awak sakit kepala. Trus dibawa pak su muter-muter naek sepeda motor. Langsung sembuh kwkwkwkwkw
Aku bilang sama pak suami, mungkin karena inilah orang-orang stres itu suka jalan kemana-mana sampe-sampe hilang.
Karena jalan-jalan bisa mengurangi bahkan ngilangin stress
Self reward itu yang paling menyenangkan, tapi yang rada berat di saya.
BalasHapusKarena kayaknya lebih seneng ngereward anak.
Apalagi kalo anaknya senang dikasi reward, emaknya juga senang.
Eh healing jugak kwkwkwkw
Alfie setuju juga dengan kata kak Icha, kebahagian kita adalah tanggung jawab kita sendiri
HapusMungkin boleh ditambahkan poin "afirmasi diri" Mak. Kadang kita lupa melakukan self talk, memberi penghargaan ke diri sendiri. Semacam memuji diri sendiri atas kerja kerasnya selama ini. Ya bentuk berterima kasih gitu ke diri 🤗
BalasHapusAda teman yang bilang, kl perempuan terlihat makin cantik, cb cek siapa suaminya, pasti suaminya baik makanya aura happy-nya sampai menguar ke wajah istri. Bisa benar bisa juga tidak. Yang paling penting landasan membangun rumah tangga lillahi ta'ala, tips no 6 work banget
BalasHapusMenjadi ibu bukan hal mudah. Apalagi menjadi istri. Tinggal serumah yg sifatnya hobinya nggak sama, tapi itulah yg harus di perjuangkan saling melengkapi dan saling mengerti, dan bisa membaca apa yg di butuhkan pasangan
BalasHapusSebagai seorang suami, yang mandiri, saya gak minta dilayani bak raja kok, buat kopi sendiri, ambil makan sendiri, kadang masak sendiri
BalasHapusTapi, menurut saya para istri juga perlu terbuka ke suami, apa yang dibutuhkannya, entah pengen di sentuh, pengen dimanja, dan pengen yang lain, bicarakan
Karena si suami bukan dukun yang bisa baca pikiran dan perasaan istrinya
Tulisan yang bagus mak. Karena emak-emak harus bahagia agar vibe positifnya juga terasa di seisi rumah. Yang biasanya terjadi adalah emak pengen dimengerti tapi nggak bisa mengkomunikasikan ke suami. Jadinya ya ribet sendiri. Semoga kita selalu waras dalam menghadapi setiap kondisi ya mak.
BalasHapuspara mak emak di masa ini memang sering terjangkit penyakit mental ya kak. emgn harus sering-sering didengarkan yakan kak. jadi 25rb kata itu harus keluar memang tiap hari. masyaAllah......semoga kewarasan kita tetap dilindungi allah ya kak.
BalasHapusdikira beneran masuk gua, kan jauh mak... semoga para kita dijaga Allah untuk tetap waras, bersyukur dan sabar ya mak
BalasHapusJadi was was juga nanti gimana kalo pas aku udah jadi emak emak kak hihi tapi ini jadi pelajaran sih buat aku mudah2an bisa diterapin nanti..
BalasHapusHwaa bener banget nih, sesimple bisa mengerjakan hobi aja udah bikin emak2 kayak saya bahagia ya mbaa
BalasHapusBangga dek buat para emak yang ada dunia ini. Semuanya hebat dan pastinya keren bisa melahirkan generasi berikutnya. Apalagi mencetaknya menjadi generasi terbaik. Masyaa Allah, begitu mulianya peran Emak.
BalasHapusya allah kalau membaca berita2 tsb suka ikut kebawa, sedih rasanya kl melihat seorang ibu berjuang sendiri memendam banyak perasaan. memang yah tdk hanya diri sendiri yg usaha berdampingan utk tetap bisa menjaga bahagia, namun dukungan dari lingkungan jg sebetulnya perlu sekali.
BalasHapusEmak itu butuh didengarkan dan butuh me time, walau sebentar, minimal bisa mandi 20-30 menit sendiri tanpa diketokin dari luar itu udah sesuatu bangettt ya mba. Hahahaha.
BalasHapusAyoklah moms,, berdaya bersama, buat hal yg positif jumpa kawan yg se frekuensi, melakukan hal yg menyenangkan,, ilang nya itu semua yg pening dirumah. Jangan mengutuk diri, ayo saling jaga.
BalasHapussaya memang belum menjadi emak masih menjad istri, baru di rumah sehari karena kemarin semingguan kerja sehari full, istirahat di rumah untuk recharge energi malah dikatain malas-malasan sama ibu mertua. kok ternyata kebanyakan sama seperti itu ya mbak. nggak mleihat sudut pandang orang lain, yang dilihat hanya sudut pandang dirinya sendiri
BalasHapus