Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kajian Keluarga

Kajian Keluarga


 Blogpost kali ini tentang program baru dalam keluarga Emak. Namanya Kajian Keluarga alias KK. Terbaru dan insyaAllah istiqomah dalam menjalankan program ini.

Setiap keluarga punya cara tersendiri dalam mengedukasi dan bercengkrama untuk membangun bonding antar sesama  anggota keluarga. Bayangkan dari Senin hingga Sabtu tentunya kita memiliki kegiatan yang berbeda. 

Begitu juga dengan keluarga kami, Emak menyadari bahwa setiap harinya selalu ngomel sepanjang hari. Rasanya anak-anak selalu melihat image Emak sebagai ibu galak nan cerewet. Anak yang semakin bertambah besar tentunya merasa gak nyaman dengan bentukan emaknya yang gak ramah ini. 

Solusinya adalah edukasi sekalian time quality. Memang sejatinya pendidikan agama dan tauhid diajarkan oleh orang tua. Meski di sekolah tetap dipelajari, biasanya anak akan lebih mengingat ajaran yang disampaikan langsung oleh orangtuanya. Semacam ada tali yang mengikat hati mereka. 

Pentingnya Kajian Keluarga

Bagi keluarga Emak ini dirasa penting agar anak memiliki self esteem dan menemukan jati diri muslim dalam dirinya tidak salah arah. Emak melihat video seorang penghafal Allah Quran yang ikut-ikutan trend Citayam. Emak juga melihat video anak-anak yang mengaku muslim tapi gak tau rukun islam dan rukun iman. Kasian kan? 

Tauhid yang tak kalah penting juga harus diajarkan sejak dini agar anak tidak terjerumus dengan praktik menduakan Tuhan yang tak disadari. 

1. Menjaga We Time 

Hari libur, biasanya apa yang dilakukan sesama anggota keluarga? Kebanyakan leyeh-leyeh dengan gadget di tangan. Dengan adanya Kajian Keluarga membuat anak dan orangtua saling berkomunikasi secara mendalam. 

2. Membangun Bonding Sesama Anggota Keluarga

Karena di dalam Kajian Keluarga ada sesi "Khobar" alias menanyakan kabar masing-masing anggota keluarga serta apa kendala yang mereka hadapi dalam sepekan belakangan biasanya akan diceritakan oleh anak. Orangtua juga membantu memecahkan masalah mereka. 

3. Memberikan Edukasi

Pada kajian keluarga edisi pertama, saya selaku Emak bertugas sebagai Mudhir alias moderator, sebagai pengisi materi, sebagai orang yang mengenalkan anak akan isi dan tata tertib kajian keluarga. Nah di edisi kedua yang kami jalani gantian si anak (sulung) sebagai pengisi materi, Emak memberikan kalimat taujih dan masih menjadi mudhir. Di kajian keluarga ketiga gantian si sulung sebagai mudhir, anak kedua mengisi materi dan Emak masih harus selalu menghadirkan kajian dari sisi tauhid, fiqih dasar dan pengingat bagi mereka. 

4. Membangun Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri dilatih dengan mengajarkan mereka mempresentasikan materi meski didapat dari buku pelajaran sekolah (buku agama, bahkan dari sumber lain). 

Emak nantinya bisa menambahkan dan mengkoreksi bila terjadi kesalahan. 

5. Membentuk Kerangka Berfikir

Setelah dipaparkan materi, setiap anak akan ditanya tentang hikmah yang didapat dari cerita. Ini membentuk kerangka berfikir serta membuat anak berani menyampaikan pendapat. 

6. Melibatkan Allah dalam setiap kegiatan

Dalam membuka dan menutup kajian, anak diingatkan untuk selalu menyebut asma Allah baik saat membuka dengan basmallah dan menutup dengan hamdallah. 


Tantangan Kajian Keluarga

Jelas donk ada tantangan tersendiri saat mengajarkan anak untuk membentuk kajian keluarga. Emak yang biasa dilihat mereka sebagai ibu galak harus banyak sabar saat mengisi kajian. Apa saja tantangannya bagi Emak? 

1. Stok Sabar dibanyakin

Dalam satu jam duduk kajian sudah pasti tingkah anak ada-ada saja. Secara mereka adalah anak sendiri kadang menganggap materi kajian bisa didengar secara santai bak mendengar dongeng (ya dulunya Emak memang suka story telling pada mereka untuk bonding ke anak, tentu bisa sambil tiduran). 

60 menit duduk serius bagi anak umur 7- 11 terkadang terasa seperti sulit dilakukan. Ya balik lagi, mengingatkan mereka tidak bisa sambil emosi. Emaknya diharapkan jadi pribadi berbeda dengan stok sabar melimpah. 

2. Materi yang sesuai dengan umur

Dalam bercerita dan mengisi materi kajian pun tampak serius tapi santai. Masih ada sisi story telling sambil mengingatkan mereka bahwa kisah yang dibawakan adalah kisah sebenar yang pernah terjadi. Seperti kisah anak pemberani dalam ashabul ukhdud yang Emak ceritakan pada awal Kajian Keluarga.

3. Mengkondisikan Balita

Meskipun target sementara Kajian Keluarga adalah 3 anak terbesar, namun 2 anak Balita sudah harus ikut dalam atmosfer kajian keluarga. Makanya 2 anak balita harus dikondisikan agar tetap tenang dan tidak mengganggu konsentrasi anak-anak yang besar. Cukup menguras emosi? Haha pasti. 

Nah sementara itu saja sih tantangan yang Emak hadapi. Bila ada yang bertanya, rundown kajian keluarga ala keluarga Emak apa sajakah? 

Ini dia:

1. Pembukaan oleh mudhir

2. Tilawah (anak yang tidak bertugas mudhir) 

3. Materi oleh petugas penyampai materi. Isinya boleh siroh nabi, sahabat, sahabiyah maupun kisah yang terdapat dalam Al-Quran maupun hadist. 

3. Kalimah taujih oleh Emak. Bisa berupa hadist, fiqih dasar, pengingat keimanan, dll. 

4. Khobar, menanyakan kendala apa yang dihadapi anak, cerita anak yang sedih maupun gembira, sekaligus koreksi sikap anak selama pekan yang telah dilalui. 

5. Penutup 


Sekian cerita keluarga kami tentang kajian keluarga, share donk we time ala keluarga kalian di kolom komentar ya.. 


blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

12 komentar untuk "Kajian Keluarga"

  1. ya, mesti ada waktu khusus untuk menanamkan nilai-nilai kepada anak-anak. Saya biasanya menyiasati di waktu ngantar mereka ke sekolah atau mau tidur.

    BalasHapus
  2. Bisa ditiru ini acaranya.. yang sulit kalau cara formal gini biasanya anak anak jadi nggak mau cerita.. maklum di rumah kayaknya banyak yang introvert dan malu kalau masalahnya diketahui orang lain

    BalasHapus
  3. Bagus banget Mba Kajian Keluarga bisa makin dekat sama anak. Orang tua juga jadi lebih paham dengan pertumbuhan anak, masalah yang dihadapi dan lain-lain. Biar gak terlalu sibuk sama gadget masing-masing.

    BalasHapus
  4. Oh, KK itu pesertanya emak dan anak-anak.
    Babenya nggak ikut, mak?


    Kegiatannya bagus. Semoga istiqomah.

    BalasHapus
  5. Mesti pandai-pandai meramu materi ya Mbak untuk kajian keluarga ini, terlebih jika usia anak beragam. Masya Allah .. baarakallahu fiih.

    BalasHapus
  6. Kereen bundaa semoga semakin kompak yaa bun. Memang quality time penting sekali apalagi waktu begitu cepat berlalu. Kalau saya selain sholat berjamaah dirumah juga traveling selalu bareng anak2 tidak pernah sendirian.(gusti yeni)

    BalasHapus
  7. Masya Allah, sekarang ilmu parenting makin mudah diperoleh, ikut kajian gini jadi makin nambah ilmu ya

    BalasHapus
  8. Betul banget nih jaman gadget sekarang meskipun satu rumah tapi jarang benget komunikasi ngobrol gitu masing masing dg gadgetnya btw we time bisa jadi us time gak kakak

    BalasHapus
  9. Ah seri belajar jadi pemateri dimulai dari keluarga, bisa jadi pembelajaran awal anak sebelum masuk dunia luar keluarga

    BalasHapus
  10. Saya baru pernah mendengar terkait kajian keluarga dan caranya, bagus ya untuk membangun kedekatan dan terbukanya dengan anak. Jadi juga sifatnya ini formal gitu tapi santai ya? Bagus sih ini, positif kalau dimasukan dlm budaya keseharian atau rutin dlm keluarga

    BalasHapus
  11. Temenku juga ada rutinitas semacam kajian keluarga gini, mba
    Tiap setelah magrib, ada bahas kitab atau ayat apa

    BalasHapus
  12. Keren kali mak. Bagus banget ini dibaca keluarga yang tidak ingin anaknya dapat ilmu yang belum tersaring dari luar. Memang pendidikan keluarga itu yang paling wajib sebelum pendidikan di sekolah ya.

    BalasHapus

Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️