Waspada Kampanye LGBT Menyasar Anak
Beberapa pekan ini agak riweh, gak begitu intens membuka sosmed dan mengikuti berita apa yang sedang jadi perbincangan. Beberapa timeline rame dengan berita kampanye LGBT pada kartun Bahasa Indonesia.
Waaah kok bisa lolos? Apakah tontonan berbayar tidak lagi diperiksa oleh KPI? Atau murni human eror karena tidak pernah terlintas bahwa adegan 2 orang lelaki yang dipanggil papa dan ayah tidak tampak layaknya pasangan sejenis. Entahlah. Tapi yang pasti sebagai seorang ibu kita berusaha menjauhkan anak dari paham aneh yang sengaja dipromosikan.
Kampanye LGBT adalah Kepentingan Bisnis
Dipromosikan? Bisnis? Masak sih? Mungkin buat orang yang belum mengenal massive nya promosi LGBT pemikiran ini begitu lebay.
Berdasarkan riset dari Public Religion Research Institute, ada perubahan paradigma dari kelompok religius baik Katolik atau Kristen di Amerika. Jika dahulu banyak orang yang menentang pernikahan sesama jenis, riset yang dilakukan pada 2012 itu menunjukkan bahwa masyarakat semakin toleran.
Secara marketing perubahan paradigma masyarakat menjadi penting untuk penjualan produk. Riset terbaru dari PEW (2017) menunjukkan bahwa masyarakat di Amerika semakin toleran dan menerima LGBT dalam kehidupan mereka.
Artinya jika ada produk atau perusahaan yang secara terbuka membuat produk yang menyasar kelompok ini, mereka akan mendapatkan keuntungan tersendiri. Pasar produk kebutuhan sehari-hari seperti pakaian, kendaraan, produk elektronik, dan makanan jelas masih dibutuhkan oleh kelompok LGBT.
Belum lagi kebutuhan yang spesifik yang kaum LGBT butuhkan, apalagi di bidang farmasi. Obat-obatan hormon hingga operasi transgender. Maka tidak heran bila dunia seakan berpihak pada mereka.
Tugas sebagai ibu tentu bertambah berat. Ketika di rumah kita berusaha mensterilkan pemahaman mereka tentang Kaum Luth tapi isi tontonan yang kita kira aman, malah disusupi paham mereka.
Wadpada Media Kampanye LBGT Menyasar Anak
1. Tontonan Anak
Meski berbentuk kartun paling aman menurut kita seperti cocomelon ternyata gak sepenuhnya aman. Jangan lupa juga youtube kids yang kita kira aman. Masih ada juga kampanye LGBT di sana yang menyasar anak.
Jangan lupa juga, Walt Disney Co adalah salah satu perusahaan pendukung LGBT. Setiap film terbarunya wajib dicek apakah memuat karakter LGBT atau tidak.
2. Drama Korea
Mungkin anak usia SD belum banyak yang menyukai drama korea. Bagaimana dengan anak SMP? Yang ngefans militan dengan Boyband Korea kesayangannya.
Bukankah drama korea tak jarang menampilkan personil boyband menjadi pemain film atau drama? Anak kita pun hanyut dalam misi yang dibawakan.
Drakor tema boy love bukanlah sesuatu yang sulit untuk dicari. Lagi-lagi tontonan biasanya menampilkan sesuatu yang so sweet jauh dari kenyataan. Misalnya penyakit dan kekerasan di antara pasangan sesama jenis.
3. Buku Anak
Bukan cuma sekali. Tapi buku anak dengan konten LGBT sering muncul ke permukaan. Eh itu kalo banyak yang memviralkan. Masalahnya, banyak dari kita semangat banget ngejar buku promo di BBW tapi lupa menyidak isinya sebelum diserahkan kepada anak.
4. Game
Game di hape bahkan iklan dalam game yang muncul seperti pop up ads, sering mengarah ke situs LGBT. Bukan satu atau dua game yang menampilkan karakter LGBT. Tapi banyak.
5. Film Marvel
Bukan satu atau dua film. Bahkan mereka sengaja menciptakan super hero kegemaran anak menjadi pelaku LGBT. Marvel Memang punya agenda "menormalkan" LGBT. Seakan-akan berkata "superhero ada loh yang LGBT. Itu normal". Padahal tidak sama sekali.
6. Semua Medsos
Semua Media Sosial adalah media kampanye LGBT. Mereka Itu terorganisir. Rapi dan sistematis. Selebgram atau youtuber yang mengunggah kehidupan pribadinya sebagai pasangan LGBT memang dibayar untuk itu. Yang pasti dana organisasi LGBT gak terbatas. Mereka punya segudang uang untuk kampanye (duuh seandainya dipake bayar utang negara #eeh).
7. Mainan
Jangan lupa bahwa perusahaan Mattel Inc yang memproduksi barbie salah satunya adalah pendukung LGBT. Bahkan ada karakter boneka barbie LGBT yang sudah diproduksi.
8. Aplikasi
Bahkan aplikasi belajar bahasa yang paling terasa aman, disusupi kampanye LGBT. Beberapa waktu yang lalu Emak menemani sulung belajar Duolingo. Di sesi conversation Emak dapati percakapan seorang supir yang berbicara dengan seorang perempuan yang hendak pergi honeymoon.
Yang anehnya, ketika supir bertanya di mana suamimu. Perempuan itu menjawab. Saya tidak punya suami. Tapi seorang istri. Si sulung kebingungan. Untung Emak berada di sampingnya. Tapi agak deg-degan menjawab pertanyaan si sulung.
Tips Melindungi Anak dari Kampanye LGBT
1. Mendampingi anak selalu meskipun kita anggap apa yang ia tonton adalah konten anak. Ternyata anak kecil (laki-laki) bermake-up pun pernah lewat loh di timeline Emak.
2. Beri pemahaman bahwa di luar sana ada sekelompok orang yang memiliki pemahaman berbeda dari yang sudah ditetapkan Allah Sang Pencipta.
3. Tanamkan untuk selalu bertanya dan melaporkan sesuatu kepada orang tua yang anak jumpai tampak berbeda dari yang telah ditanamkan Emak di rumah.
4. Selalu minta anak berlindung kepada Allah Al Khalik agar dilindungi dari paham yang menyesatkan.
Btw Mak, selain 8 media yang tertera di atas Emak yakin masih banyak media lain yang menjadi campaign LGBT. Yuk cerita di kolom komentar. Apa saja yang pernah kamu jumpai Mak kampanye mereka yang menyasar anak-anak.
Referensi:
https://tirto.id/di-balik-dukungan-korporasi-besar-terhadap-lgbt-crPH
Wuih makin menakutkan ya
BalasHapusKucing saya aja ini, Tidak mau "dekat" dengan kucing satunya karena jenis kelamin sama padahal cakep dan keren, ini kok manusia malah bangga bisa menyalahi aturan kaya gitu
Nyesek...kampanye LGBT begitu masif meski halus caranya menyasar anak-anak kita. Memang mesti waspada tetap dampingi anak-anak dan terus berdoa agar mereka dilindungi-NYA
BalasHapusOh.. Awak nak unduh lingokids padahal.
BalasHapusGal jadilah...
Bahaya rupanya.
Rajin-rajin bedoa ini emaonya supaya anak terhindar dari bara api dunia
Seram sekali LBGT masuk ke semua lini. Memang diperlukan kedekatan dan komunikasi yang baik agar anak-anak bisa tetap nyaman untuk bercerita dan berbagi dengan orang tuanya. Setuju banget mbak, perkuat doa, apalagi doa orang tua masih menjadi senjata terampuh yang dikabulkan Allah swt
BalasHapusPrihatin banget dengan isu-isu LGBT di Indonesia ya mbak. Semoga pemerintah bisa menindak tegas apabila ada tontonan yang di dalamnya ada unsur LGBT nya. dan orang tua juga harus waspada nih
BalasHapusSerem bgt ya kampanye kaum pelangi sekarang udah menyasar ke kartun yg ditonton anak kecil. Sebagai orang tua memang kita harus selektif kasi tontonan yg baik buat anak. Untungnya anakku gak nonton film kartun yg icha bilang itu
BalasHapus