Waspada Gejala Tipes
Cuaca semakin terik saja di Medan. Kalo gak tahan diri ingin rasanya meneguk es terus-menerus. Kebayang nikmatnya kalo sudah jajan es dan membasahi kerongkongan dengan sejuknya minuman manis dan dingin. Sehabis minum es tak lama kepala ikut pusing.
Pengalaman kepala pusing tak seberapa dibanding si bungsu. Bukan.. bukan jajan es. Tapi sepulang pemilu 14 Februari lalu memang cuaca sangat terik. Emak gak memastikan apa saja makanan yang ia konsumsi karena Emak masih asik bertemu dengan mama. Meski jarak rumah tak begitu jauh (sekitar 10 kilometer) namun tak selalu bisa bertemu dan berlama-lama bercerita.
Si bungsu yang suka sekali dengan semangka kalap di siang yang terik itu berlomba menghabiskan semangka dengan ammi-nya (adik laki-laki Emak). Tak makan waktu lama. Tak sampai 15 menit mereka menghabiskan bersama semangka yang baru dibeli di pasar.
Pulang ke rumah, tak ada yang salah. Malam menjelang ia pun mulai laporan "Ma..minum obat, Ghazi pusing" keluh anak 4 tahun 9 bulan itu.
Lumayan, bila ditaksir (duh maaf termometer Emak rusak) ada sekitar 39 derajat. Setelah minum obat ia pun tidur. Tengah malam mengecek suhu dengan punggung tangan lagi (padahal gak disarankan ya Mak) Alhamdulillah sudah reda demamnya.
Ghazi memang begitu. Bila merasa tak enak badan sudah bisa meminta untuk minum obat. Biasanya esok pagi kembali ceria. Benar saja esoknya sudah main seperti biasa.
Malam kembali panas tinggi, minum obat lagi, pagi pun berulang kembali seperti biasa. Namun siang kembali dengan obat, reda lagi, malam kembali panas. Begitu hingga esoknya Emak putuskan ke RS.
Sabtu pagi gagal ke RS karena menampakkan tanda-tanda mulai membaik. Tapi masih ngomong sama pak suami pengen bawa cek darah. Gak biasanya si anak begitu.
Antara galau mau bawa Ghazi ke RS dan bingung si kakak dan abangnya no 2,3,4 akan outbound. Bingung kalo Emak di RS siapa yang akan menyiapkan bekal mereka. Lucu memang, mereka yang hendak pergi di Selasa dan Rabu tapi Emak yang udah kepikiran duluan.
Selasa pagi setelah si nomer 2 dan 3 berangkat outbond kami pun membawa si Ghazi ke rumah sakit. Untuk Rabu outbond si nomer 4 minta tolong kakak si sulung untuk minta tolong tetangga membuatkan bento untuknya.
Sampai di RS masuk ke IGD, langsung diperiksa suhu badannya. 38.8 meski sudah minum pereda demam. Akhirnya diputuskan inap dengan test darah.
Alhamdulillah si anak gak nangis ketika diambil darah dan juga dipasang infus. Hasil darahnya terbilang baik. Lalu diputuskan test tubex. Test tubex ini dilakukan untuk melihat adanya bakteri salmonella tiphy dalam tubuh seseorang.
Singkat cerita memang positif terkena tipes dengan score 5 hasil pada test tubex. Saat si Abang (anak ke 3) terkena types hasilnya 4 namun dengan broncho pneumonia.
Meskipun di awal sudah punya "firasat" si anak kena tipes namun karena terlambat membawa si anak ke rumah sakit akhirnya penyembuhan lebih lama. Bahkan ketika si Ghazi sudah keluar dari rumah sakit, masih terus demam sewaktu-waktu.
Jadi, waspada Gejala Tipes seperti apa.. kuy lah kita bahas.
Gejala Tipes
1. Demam tinggi lebih dari 3 hari
Demam biasanya naik ketika malam hari. Naik turun hingga beberapa hari. Waspada bila paracetamol atau penurun panas demam tak bekerja dalam beberapa hari. Biasanya infeksi bakteri membutuhkan antibiotik.
Demam lebih 3 hari sebenarnya adalah warning sign orangtua untuk membawa anak mendapatkan pertolongan pertama dari petugas kesehatan.
2. Mual Muntah
Memang dek Ghazi tidak menampakkan gejala satu ini. Berbeda dengan abangnya ketika terkena tipes, di hari pertama langsung mual muntah hingga tak perlu menunggu waktu lama Emak langsung membawa si Abang ke rumah sakit.
3. Diare
Selain mual muntah terkadang anak tipes juga mengalami diare karena infeksi pada pencernaan. Bakeri salmonella tiphy yang menyerang saluran cerna mengakibatkan mual muntah juga diare.
4. Batuk
Saat tak kunjung diobati, terkadang bakteri juga menyebabkan komplikasi beberapa penyakit seperti pneumonia. Makanya bila si anak terdengar batuk, di rumah sakit juga dilakukan photo torax untuk menegakkan diagnosa apakah tipes sudah menyebabkan si anak terkena pneumonia juga.
5. Nyeri Sendi
Tipes membuat anak merasa nyeri sendi sehingga terasa lemas dan selalu tidur. Si anak juga kadang tak kuat lama berdiri misalnya mau ke kamar mandi.
6. Sakit Kepala Hebat
Di antara semua gejala di atas, dek Ghazi cuma mengeluh kepalanya pusing. Hal ini memang gejala dari penyakit tipes.
7. Tidak Selera Makan
Tipes membuat pencernaan terganggu sehingga makanan apapun tak membuat selera penderitanya. Ada rasa sedih pada Emak karena si anak langsung kehilangan 2 kilo berat badan ketika masuk ke RS.
Penutup
Waspada Gejala Tipes pada anak karena penyakit demam tifoid atau tipes masih tinggi terjadi di Indonesia. PHBS alias perilaku hidup bersih dan sehat dapat mengurangi resiko penyebaran dan juga infeksi bakteri salmonella tiphy.
Jangan lupa cuci tangan pakai sabun juga
Sehat ya Ghazi...
BalasHapusEmang kita susah kontrol apa aja makanan atau jajanan yang dibeli anak di luar, apalagi pas di sekolah.
Tapi jangan bosan ngingetin ya kan...
Anak kami suka kali jajan.
HapusUdah sering dikasi tau, sampe duit jajan dikurangi bahkan distop, tapi bisa aja jajan, minta sama om nya lah... Halahhh
Gejala tipes ini sekilas seperti sakit biasa ya padahal kalau tidak tertangani dengan baik, akibatnya bisa mengerikan.
BalasHapusWah, tetanggaku ibu dan anak sakit tipes. Alhamdulillah kondisi sudah membaik. Demam yang berkelanjutan memang tidak boleh diabaikan karena bisa menunjukkan penyakit tertentu.
BalasHapusDuh, semoga ananda segera pulih, ya, Kak. Perilaku hidup bersih sehat memang kadang terlihat sederhana tetapi bila penerapannya tidak tepat dapat mengakibatkan masalah kesehatan berarti.
BalasHapusWaduh kadang gejala itu pernah dapat tapi alhmdulilahnya bukan tipes. Memang kondisi lagi sibuk dan cuaca gk menentu bisa memberi dampak bagi tubuh
BalasHapusAku udah pernah kena gejala tipes nih. Mirip sama gejala DBD pas awalnya. Anakku malah kena tipes sampe opname 3 hari karna udah muntah-muntah dan dehidrasi. Tipes oh tipes
BalasHapusSebagian orang tidak begitu mengindahkan gejala tipes padahal berbahaya ya mbak. Aku dulu 2005 kena tipes parah banget. makanya skrng sangat menjaga kesehatan
BalasHapus