2024 Semoga Berkah
Masuk tahun 2024 tak nampak sesuatu yang berbeda dari kami sekeluarga. Januari Alhamdulillah Allah beri kemudahan dan kesehatan. Maaf ya postingan kali ini isinya curhat. Heheii
Tipes adalah penyebab pertama anggota keluarga kami dirawat inap di rumah sakit. Kebetulan saat itu si bungsu yang menjadi penderita tipes di Bulan Februari.
Kecelakaan yang tampak ringan ternyata harus sampai CT Scan karena anak kami terbentur sampai kehilangan ingatan sementara. Kami pun sempat inap di Bulan Maret. Masih dalam keadaan Ramadhan.
Bulan April setelah lebaran beberapa hari, si nomer 4 Demam naik turun disusul Emak. Bahkan setelah demam turun rasa lemasnya terus terasa. Seakan gak punya tenaga. Kadang Emak bangun memaksakan diri melakukan aktivitas seperti mencuci hingga masak.
Dipaksa bertahan akhirnya setelah lebih sepekan Emak memutuskan untuk dirawat di RS saja bersama Zia. Namun karena tak boleh sekamar akhirnya Emak putuskan Zia untuk rawat jalan saja. Emak saja yang dirawat karena Emak tidak perlu dijaga.
Akhirnya setelah masuk ke kamar inap, Emak pun meminta suami bawa pulang anak-anak. Malam itu terasa panjang. Persis seperti malam saat Emak sedang demam tinggi. Rasanya tiap setengah jam bangun. Dan tiap setengah jam itu sudah mimpi.
Duh ternyata begini rasanya ya.. fisiknya dirawat tapi pikiran sama perasaan kemana-mana. Teringat anak dan suami. Meski anak-anak sudah terbiasa mandiri tapi Emaknya masih baper kalo teringat anak di rumah.
Iya, gak ditemeni rawat inap itu biasa saja karena ada perawat yang bolak-balik datang melihat keadaan kita. Tapi mikirin nanti anak-anak makan takut sembarangan malah jadi lebih kepikiran.
Belum 24 jam rasanya udah pengen pulang karena kebayang sama anak-anak. Mhhh begini ya rasanya. Kalo ngeliat sesama pasien rasanya campur aduk.
Ngeliat seorang nenek yang dirawat dan didatangi anak sampe cicit rasanya bahagia sekali melihat keluarga yang ramai. Ngeliat seorang ibu sebaya Emak yang dirawat, dijaga bergantian suami dan emaknya.
Ngeliat pasien 20an tahun dijaga emak dan saudaranya. Kemudian berganti dengan pasien lain yang didatangi sekompi mulai dari anak-anaknya yang seumuran anak Emak hingga dijaga suami dan kerabatnya.
Bukan envy sih, ini lebih mengingatkan Emak bahwa ternyata sakit itu terkadang adalah rezeki yang kurang kita syukuri. Bukankah ketika sehat kita eh Emak suka lupa?
Bukankah saat sehat sok ngerasa kuat punya kuasa padahal kesehatan hanya titipan. Mulutnya berdoa minta sehat, tapi kadang kelakuan pagi hari lupa sarapan. Lebih kasian liat cucian kedinginan daripada perut keroncongan.
Duh Mak.. meski merasa tubuh ini adalah milikmu, ingatlah itu cuma titipan. Dijaga dan dikembalikan nanti dalam keadaan terbaik. Jadi jangan lupa rawat tubuhmu Mak karena ini adalah titipan.
Selain itu, nikmat sakit itu adalah Allah kasih perhatian seluruh keluarga. Keluarga berkumpul ketika sakit adalah penyambung silaturahmi. Bisa jadi kita adalah keluarga yang sulit berkumpul ketika sehat. Bukankah itu anugerah?
Mak, selain itu semua ingatlah bahwa sakit adalah pengingat. Pengingat bahwa kematian adalah keniscayaan. Sehingga ketika sembuh maka sembuhlah dari dosa yang biasa dibuat. (Lagi ngomongin diri).
Akhir dari curcol ini semua, hanya doa buat kita semua. Semoga Allah berikan kesehatan yang berkah. Kesehatan yang menjadi penyebab kita berbuat pahala, berbuat sedekah. Bukankah ibadah baik juga merupakan sedekah?
Hiks.. tutup dulu dengan pantun biar gak sedih habis curcol..
Makan rendang habis lebaran
Yang digigit lengkuas maunya daging
Sehat semua ya Emak do'akan
Agar terus ketemu di bloggerparenting
Segala cobaan yang terjadi dapat menjadi pelajaran dan hikmah dalam kehidupan kita sehari-hari. Bagaimanapun juga semuanya itu atas kehendak-Nya sehingga kita sebagai manusia bisa hanya bisa berdoa, meminta dan terus berupaya untuk tetap diberikan kemudahan, kelancaran dan kesehatan sepanjang hayat. Aamiin
BalasHapusSemoga selalu dalam keberkahan dan rezeki berlimpah di tahun 2024 dan seterusnya buat Emak dan keluarga. Makin lancar dan bahagia ya.
BalasHapusAlhamdulillah sekarang sudah lebih baik ya
BalasHapusSemoga sehat selalu
Saat sakit, memang perhatian seolah bisa kita dapat ya. Tapi apa meski sakit dulu baru kita para ibu ini bisa mendapatkan perhatian?
Ya kalau sakitnya secara fisik terlihat. Kalau sakit hati dan perasaan seperti saya
Waduh jangankan dapat perhatian yg ada makin makan hati
Hayah... Ikut curhat saya jadinya hehe
Aku bisa merasakan Mak, bagaimana rasanya istirahat tapi pikiran malah terbawa ke anak-anak dan keluarga di rumah. Benar-benar maunya lekas bisa pulang. Semoga perjalanan di awal tahun 2024 yang kemarin banyak diisi warna-warni pertemuan dengan tenaga kesehatan di Rumah Sakit, nggak terulang kembali hingga tahun ini usai ya, Mak. Sehat selalu. Aamiin.
BalasHapusYa Allah, Kak Icha...Semoga saat ini sudah sehat semua ya..Kebayang memang kalau emak yang sakit, raga di RS tapi pikiran ke anak dan suami.
BalasHapusSemoga sehat selalu sekeluarga Kak.Aamiin
Duh ... yang namanya ujian ya Kak .....
BalasHapusSemoga sehat2 semua sekeluarga ya ke depannya. Semoga gak kejadian lagi apa yang pahit2 yang dialami dalam tulisan ini.
Awak juga begitu cha...
BalasHapusKepikiran rumah kalo lagi nginep di rumah sakit.
Bentar-bentar telpon anak or pak suami.
Anak udah makan belom, udah pulang sekolah belom.
Padahal disuruh jangan banyak pikiran.
Cemana, bukannya awak ga mau, tapi itu pikiran yang nyelonong sendiri. 😔
Ujian setiap manusia berbeda-beda ya cha. Ada yang diuji dengan penyakit, ada yang diuji dengan ekonomi tak stabil dan ada pula yang diuji dengan kebahagiaan. Semoga menjadi penggugur dosa buat icha. Cepat sehat ya :)
BalasHapus