CT Scan Pakai BPJS
Banyak yang bertanya, kalo mau CT Scan bisa pake BPJS kah? Bisa! Nah gimana prosedurnya? Kuy Emak ceritain..
Saat itu Ramadhan masuk ke 9 shalat Tarawih. Pulang shalat Emak siap-siap mau tidur. Kebiasaan Emak kalo lewat jam ngantuk malah susah mau tidur.
Tiba-tiba si nomer 3 pulang sambil nangis. Umurnya belum genap 10 tahun. Nampak area siku tangannya berdarah-darah. Karena ia tipe anak yang bisa disebut "lasak" alias gak bisa diam babanya langsung ngejudge si anak.
Mau ceramahin si bapak tapi si anak rewel sekali nangisnya. Dalam tangis dia terus nyerocos "ini kayak mimpi ma.. tadi Alzam lupa pulang ke rumah. Gak tau rumahnya yang mana.."
Eh ini gak main-main. Emak suruh suami tenangin anaknya dulu. Kayaknya bukan shock biasa karena jatuh.
Saat Emak obati luka di sikunya, si kakak bilang kening Alzam agak benjol ma.. ketika Emak tanya dia gak begitu ingat. Lalu Emak suruh si kakak untuk panggil temen main Alzam agar bisa bercerita bagaimana kejadiannya.
Soalnya si anak yang jatuh, malah dia pula minta penjelasan bagaimana jatuhnya, bagaimana ceritanya. Dia lupa.
Lama sekali temen-temennya menjelaskan tapi dia bertanya ulang. Emak yang mendengar memutus ceritanya lalu mengajak tidur. Sebelumnya Emak kasih paracetamol karena ia mengaku ada pusing seusai jatuh.
Sambil tiduran masih ia bertanya "ma.. apakah ini bulan Ramadhan?" Eh.. fix ini gak main-main. Dia lupa ingatan sementara.
Aduuh sambil berusaha menenangkan ia, Emak pun berurai airmata berdoa semoga setelah bangun tidur ia ingat segalanya.
Ingatannya mundur entah berapa pekan. Ia lupa sehari sebelum masuk Ramadhan kami sempat memotong pohon jambu di depan rumah agar lebih rapi.
Saat sahur pun tiba. Biasanya Emak membangunkan anak-anak dan menyuruh mereka shalat tahajud dua rakaat. Sebelum shalat ia bilang, tadi malam Alzam mimpi jatuh, kenapa sakitnya beneran ya..
Iseng Emak bertanya, kita mau sahur untuk puasa apa nak? (Biasanya kami puasa Senin Kamis di luar Ramadhan).
Ya puasa Ramadhan. Jawabnya mantap. Alhamdulillah Emak memeluknya karena ingatannya sudah pulih. Tapi khusus kejadian dia jatuh ia masih belum ingat sama sekali.
Emak putuskan ia untuk libur sekolah dan CT Scan kepalanya. Tapi, temen yang kebetulan kerja di salah satu rumah sakit langganan kami (ya Allah langganan pula.. semoga gak sering main ke RS lagi deh..) mengatakan bahwa CT Scan mereka lagi rusak. Jadi Emak diarahkan mengambil rujukan di RS lain yang lebih mumpuni.
Singkat cerita, ambil rujukan lah ke Puskesmas. Waduh dokter anak yang Emak jumpai adalah dokter anak yang sama menolak Emak ambil rujukan buat dek Ghazi beberapa pekan sebelumnya.
Minim empati pula, ia menertawakan Emak sambil bilang "hahahah mana mungkin bisa hilang ingatan tanpa muntah dan pingsan"
Emak pasang wajah ketat sambil bilang "rumah saya dan mushalla cuma jarak 2 rumah. Anak ini saja lupa pulang ke rumah"
Akhirnya sambil mesem, ia memberi rujukan dengan pesan "nanti hasil dari RS laporkan lagi ke sini ya.." entah peraturan apa itu. Belum pernah Emak berobat ke RS harus lapor kembali ke Puskesmas. Fix sampai sekarang tidak Emak lakukan.
Jadi ceritanya, si anak berlari kemudian berhenti. Tanpa sadar di belakangnya ad seorang anak yang lebih besar (16tahun) ikut berlari. Jadilah tubrukan itu membuat Alzam terdorong beberapa meter dengan kepala terbentur di bawah.
Temennya bilang, ia sempat berjalan ke arah pos satpam untuk pulang. Padahal arah rumah adalah sebaliknya. Makanya Emak kekeuh untuk CT Scan daripada di kemudian hari ada sesuatu yang tidak mengenakkan.
Berangkatlah Emak ke RS rujukan. Singkat cerita, kebijakan RS berbeda terkait CT Scan. Di RS ini harus inap dahulu barulah mendapat tindakan CT Scan.
Sempat bingung karena langsung ditawarkan inap sementara ada 4 anak lain yang harus dipersiapkan sebelum ditinggal. Akhirnya Emak rencanakan dengan dokter inap di pekan depan. Saat itu hanya test darah.
Pekan depannya dari hasil test darah diketahui bahwa ada sedikit pendarahan. Emak pun sudah persiapkan amunisi untuk rawat inap. Sayangnya di RS tersebut kamar kelas 3 penuh. Dokter menyarankan untuk masuk lewat IGD.
Tak lupa dokter dan perawat berpesan "nanti bilang kepalanya sakit ya dek.." pada si Alzam. Miris kan ya. Dokter dan perawat tau ada yang salah dari sistem kesehatan ini. Tapi gak bisa berbuat banyak selain memberi masukan pada pasien agar diterima.
Emak pun berpikir sebelum masukkan anak ke IGD. Kenapa ke RS ini. Kalo memang lewat IGD Emak akan ajukan ke IGD rumah sakit tipe B saja. Manatau gak harus rawat inap. Kan kemungkinan bisa selalu ada.
Pergi lah kami ke RS yang lebih dekat dari jangkauan. (Tidak bisa tembus bila lewat jalur rujukan. Rujukan berlaku pada RS tipe C).
Lewat jalur IGD akhirnya Alzam mendapat penanganan. Entah karena drama yang dilakukan si anak cukup baik, dokter IGD takut melepasnya pulang (ternyata boleh rawat jalan). Dengan sigap ia diperiksa darah, torax dan langsung CT Scan. Alhamdulillah dokter IGD bilang pendarahan ringan. (Tidak ada tampak yang mengkhawatirkan).
Tapi kami tetap menjalani rawat inap demi bertemu dengan dokter syaraf. Namun sempat beberapa hari gagal ketemu karena dokter lupa dan esoknya libur. Si anak pun ketemu dengan dokter syaraf pengganti. Dokter belum mengizinkan pulang.
Dokter anak yang melihat Alzam ngambek akhirnya mengizinkan pulang dengan syarat "tidak boleh lasak ya bang.." karena sejak pertemuan pertama ia lasak sekali. Tidak ada nampak roman orang sakit di wajahnya.
Saran bila harus CT scan:
1. Bila keadaan cukup darurat langsung saja ke IGD RS terdekat. Tidak perlu mengambil rujukan kembali ke faskes pertama atau puskemas.
2. Usahakan minta rawat jalan bila kondisi memungkinkan. Meskipun CT Scan dan rawat inap gratis dari BPJS terkadang biaya sampingan inap di rumah sakit juga ada. Misalnya jajan si anak atau yang menjaga. Hehe. Biasanya kita tersita waktu karena banyak hal yang harus kita lakukan.
3. Untuk CT Scan khusus kepala jangan lupa ketika bertemu dokter syaraf tanyakan banyak hal secara detail. Jangan sia-siakan kesempatan karena malu. Tanyakan juga pantangan makan untuk pasien atau makanan anjuran untuk mempercepat penyembuhan.
4. Rutin minum obat sesuai anjuran agar pasien segera pulih. Jangan lupa kontrol ulang di tanggal yang telah dijadwalkan oleh pihak RS.
Penutup
Selain CT Scan, BJPS juga menyediakan fasilitas gratis untuk MRI. Untuk itu, tanyakan kembali pada RS terkait bagiamana prosedur yang mereka punya. Karena tiap rumah sakit berbeda prosedur.
Ya Allah, ngebayangin berada di posisi Kak Icha .... saya pasti bersimbah air mata.
BalasHapusPengen getok dokternya yang ngetawain ... ish ... sok tahu kali. Masa iya mau mengada-ada? Itu dia minta balik ke puskesmas karena kepo dia, Kak ... pengen tahu hasilnya gimana. Dia barau nyadar bahwa perlu belajar banyak.
Btw, hasilnya gimana? Semoga aman ya. Abang Alzam, sehat2 ya Nak.
Anak kami juga ct scan di rs polisi pas di denpasar.
BalasHapusDirujuk sama dokter anaknya wkt itu. Dan memang harus rawat inap dulu semalam. Eh jadi dua malam denk.
Awak sendiri malas ke puskesmas cha.
Petugasnya mulut lancip semua. Dari mulai tukang karcis sampe dokternya hadeeuuhhhh...
Tambah naik darah awak.
Tunggu aja sore, trus brobat aja di igd.
Gak selalu akan dirawat kok cha.
Lebih ditangani dengan baik sih menurut awak.
Emang penting banget untuk mengetahui informasi tentang cover asuransi kesehatan seperti BPJS biar kalau sewaktu-waktu ada permasalahan serius bisa langsung bertindak
BalasHapusGemes sama dokter puskesmas yang arogan. Di tempat saya juga gitu dokter puskesmas belagu. Merasa kami orang kampung, mereka dari kota dan berpendidikan. Begitu menyepelekan kalau kami sakit. Ya ga semua dokter puskesmas buruk perilakunya sih ya. Tapi ternyata dimana mana ada tuh
BalasHapusKakak alzam semoga sehat selalu ya
Etapi, awak pernah juga ct scan lho...
BalasHapusJam 2 malam awak di ct scan di bunda thamrin, dan pake bpjs.
Syukurlah Alzam gak kenapa2 ya, kawatir juga kalau ada penyakit lain yang menimpa anak kita. Btw saya baru tau nih kita bisa minta rujukan anak lewat BPJS untuk di CT-Scan. Biasanya kan harus ada serangkaian tes sebelum bisa dilakukan CT-Scan ini ya.
BalasHapusSerem kali kak sampai ada lupa ingatan gitu walopun sebentar. Sekarang udah sehat Alzam kan kak? Gerem jugga liat si dokter yang gak percaya sama Alzam yang memang sempat lupa ingatan. Tapi sukurlah dia mau memberi rujukan Alzam bisa CT-Scan ya.
BalasHapus