Tips Dekat dengan Anak Remaja
Anak remaja itu susah-susah gampang didekati. Berlagak udah dewasa tapi kadang masih manja. Haha lagi ngomongin diri sendiri puluhan tahun lalu saat masih remaja. Yuk Mak.. Dekati anak remaja kita!
Usia remaja anak sebenarnya bikin deg-degan Emaknya. Transisi dari masa anak-anak ke remaja ini bikin anak yang tadinya penurut banget tiba-tiba fluktuasi menjadi anak yang tampak gak bisa diatur.
Wajar sih Mak karena mereka merasa sudah dewasa. Meskipun begitu memang gak bisa dilepas seutuhnya. Jujur deh saat remaja dulu, bukankah kita melihat sekitar bahwa memang banyak teman yang kehilangan arah karena ikut-ikutan.
Iyes. Ibu bukan lagi dunianya sebagaimana adiknya yang berumur 5 tahun yang mendengar dan percaya semua perkataan ibunya.
Dunia anak remaja adalah temannya. Pengakuan dari teman-teman lebih ia butuhkan daripada ibunya. Namun, cara meminimalisir remaja mengikuti semua perkataan temannya bisa kita lakukan dengan menjadi temannya.
Yuk dekat dengan anak remaja dengan tips berikut.
1. Jadilah Teman Curhat bagi Remaja
Untuk anak perempuan sediakan telinga untuknya bercerita apapun yang terjadi di dunianya. Baik sekolah maupun lingkungan. Gak usah dikomenin layaknya netizen. Lebih baik ber-ooh ria sambil memberi insight tentang yang ia sampaikan.
Misalnya ia cerita "tadi ada anak laki-laki yang suka sama kakak..". Oh ya? Ya pasti donk mama juga suka kakak. Kakak kan selain cantik juga dekat dan baik dengan teman. Jadi ya pasti ada yang suka."
"Remaja suka dengan lawan jenis itu biasa kak. Tetep berteman seperti biasa kak. Kakak kan sudah tau batasan pergaulan anak lelaki dan perempuan kan.. "
Segitu dulu. Gak usah keburu bilang "heh masih kecil nak. Pacaran dosa." uh keburu si anak kabur males cerita hal lain.
Kalo anak lelaki sih biasanya dikorek dulu baru mau cerita. Tapi buat anak lelaki memang yang lebih seru menemani ia bercerita adalah ayahnya.
2. Kenal Bahasa Remaja
Minimal kita nyambung ketika anak ngomong. Sebenarnya anak suka loh mengenalkan dunia baru mereka. Tapi kadang kita suka dengar selintas lalu. Kemudian karena gak mengerti jadinya malas bertanya lebih lanjut.
"Kenapa nak.. Ada masalah apa sama si A" misalnya kita bertanya. "Gak papa sih ma. Si A ini anaknya pick me. Jadi kadang males kawan sama dia.." jawab si anak.
Kadang saking gak ngerti pick me apaan kita cuma diam sampai di situ. Anak berhak memang untuk memilih temannya. Bukan dari segi materi tapi juga sifat teman-temannya.
Kadang remaja yang pick me kalo udah level akut jatuhnya kayak NPD. Lama kelamaan mulai drama.
3. Quality Time dengan Anak Remaja
Menepi lah dulu sehabis nganter anak remaja berkegiatan misalnya. Minum es krim berdua. Tanyakan hal-hal yang penting menurut kita mengenai dunianya.
Apakah ia ada kesulitan tentang sesuatu misalnya. Dan memberi masukan mengenai masalahnya. Mereka memang tampak sudah besar, tapi terkadang masih ada rasa iri ketika perhatian kita sehari-hari banyak tersita kepada adiknya.
Kalo Emak suka cerita pengalaman remaja Emak dulu pada mereka. Jadi mereka pun merasa tidak ada rahasia yang perlu disembunyikan dari ibunya.
4. Memberi Kepercayaan
Kadang ego sebagai orangtua pengennya anak mengikuti semua arahan dan saran yang kita beri. Padahal gak semua yang kita rencanakan cocok dengan pribadi anak.
Misalnya ketika anak ingin melanjutkan sekolah ke sekolah ke sekolah A sementara kita maunya si anak ke sekolah B. Beri anak kesempatan untuk menyampaikan apa alasan anak remaja memilih sekolah di sana.
Atau ketika anak remaja ingin pergi bersama temannya. Sekali-kali izinkan dengan beberapa catatan. Kemudian evaluasi lagi Mak. Apakah si anak amanah atau tidak.
Anak akan belajar untuk memegang kepercayaan agar ia diberi banyak kepercayaan lainnya di masa yang akan datang.
5. Beri Reward
Sebagaimana dulu saat kita remaja, kita pasti senang sekali ketika orangtua memberi reward atas pencapaian kita.
Tidak harus menjadi juara umum di sekolah. Bahkan ketika nilai anak lebih baik dari semester sebelumnya kita boleh kok memberi reward.
Reward juga gak harus yang mahal. Perlengkapan sekolah dengan gambar atau motif anime kesukaan anak sudah cukup membuat Remaja merasa senang.
Katakan pada anak remaja bahwa dirinya hanya perlu menjadi terbaik versi dirinya. Bukan harus mencapai seperti pencapaian orang lain.
Gimana Mak dengan remaja di rumah kalian? Ada tips gak untuk menjalin kedekatan dengan mereka? Sharing yuk di kolom komen..
Saya jadi kepikiran tetangga saya, masa remaja sepertinya kurang dapat perhatian dari ortu. Entah karena taraf pendidikan atau memang karakter ortunya yang begitu.
BalasHapusMaaf gibah ya mak, pengen curhat aja. Miris soalnya.
Saya ngintip di balik jendela, saat si anak mau ke kamar mandi luar rumah (begitu setting rumah di kampung saya, kamar mandi ada di pinggir rumah supaya airnya pake air kolam sekalian).
Sepertinya anak beranjak remaja itu menstruasi pertama, ibunya di pintu megang celana dalam si anak, dan tanya dengan melotot "Ini darah apa?"
Anaknya gak jawab, tapi nunduk. Entah malu atau kaget.
Sorenya, saya ngaterin sepiring sup ikan ke mereka disuruh ibu. Saat mau beranjak pergi, si anak yg baru mens itu duduk di samping si ibu, lalu ayahnya yang duduk agak jauh bilang gini, "Jangan deket-deket, sekarang dia lagi kotor."
Saya pun langsung mikir, pantesan si anak begitu pemalu dan pendiam di lingkungan sosialnya. Ternyata perlakuan ortunya se-tidak-ngenakin itu. Bikin canggung, malu, dan kaku. Duh.
memang gampang gampang susah jika jadi teman curhat bagi anak remaja apalagi Gen Z sekarang yang penuh dengan drama dan warnanya. HArus ada trik tersendiri untuk bisa mendekatkan diri dan paham situasinya
BalasHapusMenempatkan diri seperti teman dan sahabat bagi anak yang beranjak remaja memang banyak disarankan para ahli
BalasHapusKemarin pas perpisahan di sekolah tempat suami ngajar juga ketua bidang kesiswaan nya share akan bagaimana mengatasi anak yang bermasalah di sekolah dan keluarga
Anak saya juga lagi menuju baligh nih..
BalasHapusSering saya ajakin curhat. Banyakan saya sih yang curhat. Saya juga sering minta temenin dia. Kayak kemaren, kontrol ke rumah sakit saya minta temenin dia.
Saya masih inget dulu pas seumur dia gimana. Jadi saya berusaha ngertiin aja sih.
Benar banget tipsnya, Mbak. Saya tambahannya, anak² saya beri perlakuan personal sesekali. Misal kasih sesuatu ke kakak dan hanya satu, saya bilang jangan bilang adik, begitu juga sebaliknya jadi anak merasa istimewa
BalasHapusBenar banget tipsnya, Mbak. Saya tambahannya, anak² saya beri perlakuan personal sesekali. Misal kasih sesuatu ke kakak dan hanya satu, saya bilang jangan bilang adik, begitu juga sebaliknya jadi anak merasa istimewa
BalasHapusAku mah deg-degan ini anak makin besar, 6 tahun lagi bakalan remaja. Gak mudah mendekati anak remaja ya, Mba. Apalagi anakku introvert banget ini.
BalasHapus