Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mush'ab bin Umair

Mush'ab bin Umair


 Masih terasa tahun baru Hijriah. Ngomong soal tahun Hijriah pasti erat kaitannya dengan hijrahnya Rasulullah ke Yatsrib (Madinah setelah Nabi hijrah dan mengganti namanya) setelah lama berdakwah di Mekkah

Nah ngomong soal Madinah, pasti bakal nyenggol Sahabat yang bernama Mush'ab bin Umair. Kenapa? Karena beliau dikirim Rasulullah sebagai duta syiar Islam ke Madinah.

Kepribadian Mush'ab bin Umair menjadi salah satu keberhasilan dakwah di Madinah. Beliau bertutur kata lembut dan tidak memaksa ketika mengenalkan Islam. Persis seperti apa yang dititahkan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam.

Selain itu Rasulullah juga sudah menimbang kemampuan Mush'ab bin Umair karena mengenal dengan baik kepribadiannya. Yuk kenalan dengan Mush'ab bin Umair.

Latar Belakang Keluarga

Mush'ab bin Umair berasal dari Bani Hasyim. Kabilah yang sama dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. 

Mush'ab berasal dari keluarga bangsawan. Pakaian lembut dan mahal, rambutnya menurut Rasulullah adalah rambut terbaik yang dimiliki warga Mekkah. 

Ia memiliki ibu yang sangat mencintainya dan ia pun sangat berbakti pada ibunya. Namun ketika masuk Islam ia menyembunyikan keIslamannya karena tau bahwa ibundanya tidak menyukainya.

Akhirnya ia dihadapkan pada pilihan antara ibunya dan Islam. Namun kemudian ibunya melepasnya karena Mush'ab sangat teguh memegang keIslamannya.

Duta Madinah

Setelah membaiat beberapa orang dari Yatsrib (Madinah) pada musim haji, maka Rasulullah mengutus Mush'ab bin Umair untuk ikut bersama mereka ke Madinah.

Ia pun mengemban dakwah menyebarkan Islam di Madinah. Karena sikap santun dan dakwah dengan lembut dan tidak memaksa Mush'ab mendapat hasil yang memuaskan. Madinah siap menampung muhajirin juga Rasulullah untuk meluaskan dakwah Islam.

Ada satu cerita saat pertama tiba di Yatsrib, Mush'ab menginap di rumah As'ad bin Zurarah. As"ad lah yang menunjukkan ia pada pemimpin kabilah untuk ditawari dakwah.

Ia menunjukkan Mush'ab pada Sa'ad bin Mu'adz dan Ushaid bin Hudhair. Awalnya Usaid dan Sa'ad tidak tertarik namun karena kelembutan bicara Mush'ab bin Umair akhirnya keduanya masuk Islam diikuti oleh kaum mereka. 

Syahid di Perang Uhud

Saat Rasulullah hijrah ke Madinah, Mush'ab bin Umair dipersaudarakan dengan Abi Ayyub Khalid bin Zaid. Abi Ayyub Khalid bin Zaid adalah orang yang pernah menampung Rasulullah do rumahnya ketika hijrah.

Saat Perang Uhud, Mush'ab bin Umair memegang bendera perang. Ia memegang bendera dengan tangan kanannya. Ketika musuh menebas lengannya hingga putus ia pun memegang panji Allah dengan tangan kirinya. 

Lagi, tangan kirinya putus ditebas musuh ia masih berusaha memegang bendera dengan dada dan lehernya hingga ia wafat.

Yang membunuhnya adalah Ibnu Qami'ah karena ia mengira Mush'ab adalah Rasulullah. 

Ketika pasukan kembali ke Madinah seusia Perang Uhud, Rasulullah bertemu dengan Hamnah binti Jashy. Ketika disampaikan padanya bahwa saudaranya (Abdullah bin Jahsy) syahid dalam pernah uhud ia pun menguapkan "Innalillahi..." lalu mendoakannya.

Ketika diberitahukan bahwa pamannya (Hamzah bin Abdul Muthalib) meninggal ia pun melakukan hal serupa. Namun ketika disampaikan bahwa Suaminya (Mush'ab bin Umair) syahid ia pun menjerit dengan suara yang keras hingga Rasulullah berkata

" sesungguhnya suami wanita itu mempunyai tempat tersendiri di hatinya".

Ketika jasadnya dikuburkan, kain selembar yang ia miliki tak cukup untuk menutup jasadnya. Ketika ditutup kepalanya kakinya terlihat, sebaliknya ketika kakinya ditutup maka kepalanya terlihat hingga Rasulullah menyuruh untuk menutup bagian kepalanya, sedangkan kakinya ditutup dengan dedaunan.

Bukti Keteladanan Mush'ab bin Umair

1. Tetap berbuat baik kepada Ibundanya meskipun berbeda keyakinan.

2. Amanah ketika diberikah sebuah tugas.

3. Menjalankan tugas dengan sepenuh hati dan kesungguhan sehingga dakwah pertama di Madinah menuai hasil biidznillah.

4. Meskipun ia adalah orang berada saat di Mekkah namun ia bisa hidup dengan sederhana dalam Islam.

5. Ketika dakwah berhasil, ia belum pernah mendapat hasil jerih payahnya sedikitpun hingga Abdurrahman bin Auf saat sedang makan enak teringat pada Mush'ab bin Umair.

" Mush'ab bin Umair terbunuh, Padahal dia lebih baik daripada aku. Dia dikafani dengan mantel. Jika bagian kepalanya yang ditutupi, maka kakinya menyembul dan jika kakinya yang ditutupi, maka kakinya yang menyembul". Kemudian Abdurrahman menangis dan meninggalkan makanan enaknya.

6. Ketika istrinya dikabari mengenai syahidnya, istrinya menjerit dengan keras menandakan bahwa betapa istimewanya suaminya di hati istrinya. Hal itu karena baiknya sikap Mush'ab bin Umair.

Penutup

Mush'ab bin Umair termasuk Assabiqunal Awwalun (para sahabat yang pertama masuk Islam). Ia adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan setiap amanah yang diberikan dengan ikhlas. Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa mencontoh kebaikan beliau. 


Sumber Tulisan:

Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurahman Al Mubarakfury

blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

10 komentar untuk "Mush'ab bin Umair"

  1. Dari kisah keteladanana Mush'ab bin Umairini kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran yang dapat juga diterapakan dalam kehidupan kita sehari-hari seperti tetap berbuat baik kepada Ibu meskipun berbeda keyakinan dan Amanah ketika diberikah sebuah tugas.

    BalasHapus
  2. Jadi pengen tahu secara detail kisah mush'ab dengan ibundanya yang berbeda keyakinan .... bisa jadi inspirasi bagus ya buat saudara-saudara muallaf kita.

    BalasHapus

  3. Masya Allah sungguh sebuah teladan yang diberikan Mush'ab bin Umair yang selalu bersungguh-sungguh dalam menjalankan setiap amanah yang diberikan dengan ikhlas.
    Aamiin...semoga kita bisa meneladani Beliau

    BalasHapus
  4. Aamiin, semoga kita bisa mencontoh Mush'ab bin Umair. Baca artikel ini jadi ingat pelajaran tarikh zaman di pesantren dulu.

    BalasHapus
  5. Masyaalah sungguh kisah sahabat Nabi yang luar biasa. Contoh manusia yang bermanfaat dan berharga. Berdakwah, berjihad, dan akhlak yang mulia kepada orang-orang yang ditemuinya.
    Semoga kita bisa mencontoh kepribadian Mushab bin Umair R.A.

    BalasHapus
  6. Banyak banget pelajaran baik dari Mushab Bin Umar. Tidak heran memiliki tempat tersendiri di hati rasulullah. Mushab Bin Umar memang mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik, amanah, hidup sederhana tidak sombong.

    BalasHapus
  7. Membaca kisah orang orang shaleh ini bergetar hati, bagaimana mereka memperjuangkan Islam di masa masa perang. Sekarang mencari sosok pemimpin seperti Mushab ini susah lah. Apalagi yang rela dan ikhlas berjuang hingga akhir hayat. Yg paling Masya Allah itu akhlaqnya kepada ortu ya kak. Gak kebayang gimana sakitnya dibuang karena berhijrah.

    BalasHapus
  8. Terharu aku tu kalo baca siroh para nabi, para sahabat dan orang-orang soleh lainnya.
    Sangat inspiratif...

    BalasHapus
  9. Pernah dengar cerita tentang sahabat Nabi SAW yang pegang bendera ketika perang Uhud. Tapi ga ingat namanya siapa. Ternyata Mushab Bin Umairini

    BalasHapus
  10. Mush'ab bun Umair adalah sahabat istimewa bagi Nabi Shalallahu alaihi wasallam, semoga kita bisa meneladani perjuangan mereka aamiin, sudah lama aku pengen beli sirah nabawiyah padahal udah ad di keranjang oyen tapi belum co

    BalasHapus

Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️