Pentingnya Menjaga Lisan
Dengan judul "Pentingnya Menjaga Lisan" emak pasti mau bilang "oooh ini mau ngomongin soal tukang Es teh viral ini..".
Suka gak suka memang masih berhubungan. Kan soal lidah. Soal ucapan. Bahkan di peribahasa adat budaya kita sering disebut "lidah lebih tajam daripada pedang".
Ada makna untuk setiap manusia menjaga ucapannya. Bahkan filosofi lidah di dalam mulut ada loh.
Setiap manusia punya lidah, diberi penutup pagar tinggi yaitu gigi. Lalu diberi lagi pengunci yaitu sepasang bibir. Kenapa?
Karena bahaya yang timbul akibat ucapan ini besar. Makanya diberi pengaman berlapis
Selain berita viral tukang es teh, di sekitar Medan baru-baru ini yang cukup menggemparkan adalah berita ditikamnya 3 anak kakak beradik oleh seorang laki-laki dewasa yang tak lain masih tetangganya.
Satu anak tewas di tempat. 2 dilarikan ke rumah sakit. Menyusul satu tak tertolong. Hingga korban sekarang sudah 2 yang meninggal.
Apa pasal?
Karena sakit hati. Sakit hati anak-anak selalu mengejeknya. Emak saat lihat video interogasi ikut prihatin ketika ditanya pak Polisi.
"Menyesal tidak kau menikam anak-anak itu.."
"Tidak" jawabnya cepat.
Usut punya usut sering sekali ia dihina "orang gila.. orang gila ' atau diejek ketika lewat "kudis.. kudis..."
Mungkin netizen bisa berkomentar, ya ampun tega sekali sama anak-anak.
Namanya sakit hati, gak bisa kita prediksi apa yang akan terjadi. Bisa jadi karena berulang, terus menerus. Ia diam. Tapi kekesalan menumpuk.
Ditambah pelaku melihat orangtua dari anak-anak tersebut tidak pernah menegur anaknya ketika berbuat tidak sopan begitu.
Lalu terjadilah...
Tips Menjaga Lisan
1. Perhatikan Etika
Berpikirlah sebelum bicara. Apakah ketika kita mengucapkan hal tersebut akan menyakiti orang lain atau tidak.
Jangan lupa gunakan bahasa sopan untuk menegur orang lain. Tak jarang kasus seperti Agus yang disiram air keras karena seringnya menegur bawahan dengan lisan yang tajam.
Bila yang kita sampaikan adalah fakta, misalnya teman kita bau badan. Gak juga menghina dengan mengatakan di bau ketek. Berilah masukan agar ia menyadari bahwa ia memang bau tapi sampaikan dengan bahasa yang baik tanpa tendensi.
2. Hindari Kalimat Negatif
Kalimat negatif seperti hinaan, ejekan, label hingga kalimat diskriminatif yang menurut kita adalah candaan belum tentu bisa diterima.
Bercanda itu ada 1 syarat yakni ketika yang diajak bercanda dan yang mencandai sama-sama tertawa lepas. Bukan tertawa karir karena takut sama atasan atau tidak enakan sama teman.
3. Gunakan Empati
Coba berdiri di posisi orang lain. Dulu mama selalu memberi nasehat "sebelum mencubit orang lain, coba cubit dulu diri sendiri. Sakit gak? Jangan sakiti orang lain kalo kita juga gak suka disakiti.."
Sampai sekarang petuah ini menempel di kepala.
4. Kelola Emosi
Memang terkadang saat emosi kita kelepasan mengucapkan apa saja tanpa filter.
Nah ini pentingnya untuk diam ketika marah. Dalam Islam ketika marah kita dianjurkan mengubah posisi. Maksudnya apa?
Biar reda terus tidak mendadak kelepasan. Jangan lupakan anjuran hadits "berkata baik atau diam".
Satu lagi satu lagi "jangan marah, bagimu surga.." ini pernah diucapkan anak-anak saat emaknya ngomel.
5. Review Ucapan yang Keluar
Setelah menegur seorang teman atau tetangga bahkan anak lihat lah reaksi yang terlihat di wajahnya.
Bila ada reaksi tidak nyaman seperti tampak tersinggung tidak ada salahnya untuk minta maaf atas kata-kata yang terlanjur keluar.
Sampaikan bahwa maksud kita bukan membuat tersinggung. Memang perlu berbesar hati untuk menyampaikan hal ini.
Anjuran dalam Islam untuk Memuliakan Tetangga
Kasus yang terjadi di sekitar kota Medan adalah kerukunan antar tetangga. Islam menganjurkan untuk berbuat baik pada tetangga.
Tetangga yang baik adalah rezeki yang amat bernilai. Emak sering sekali mengalaminya. Masih ingat saat lahiran sendiri di rumah. Tetangga lah yang bahu membahu mengurus keadaan Emak dan anak-anak
Oh ya sering banget dulu kita pelajari di sekolah. Tetangga adalah keluarga terdekat kita. Bila kita kesusahan tetanggalah yang pertama sekali menolong.
Maka itu dalam Islam dilarang banget menyakiti tetangga. Itu bisa double hukumannya.
Pernah dengar kisah Mak? Saat Rasulullah berkata bahwa orang yang mencuri di 10 rumah lebih ringan hukumannya dibanding mencuri di rumah tetangganya.
Beberapa Hadits tentang Tetangga
1. “Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR Muslim).
2. “Jibril terus mewasiatkanku perihal tetangga. Hingga aku menyangka bahwa tetangga akan menjadi ahli waris.” (Hadis riwayat Al-Bukhari)
3. “Demi Allah, tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya.” Rasulullah saw. ditanya “Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas kejahatannya.” (HR al-Bukhari).
4. “Dari Abu Hurairah ra ia berkata, ‘Dikatakan kepada Rasulullah saw: ‘Wahai Rasulullah Saw, Fulanah selalu salat malam dan puasa di siang harinya. akan tetapi, ia sering mencela tetangganya.’ Rasulullah saw bersabda: ‘Ia tidak baik, ia masuk neraka.’ Disebutkan kepada Rasulullah saw bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah hanya secuil keju. Akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.’ Rasulullah Saw bersabda: ‘Ia masuk surga’.” (HR al-Hakim).
5. “Dari Abdullah bin Amr ra, bahwa Nabi Saw bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada tetangganya.” (HR at-Tirmidzi).
6. “Jika kamu memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan berikan sebagian pada para tetanggamu”. (HR Imam Muslim).
Masih ada beberapa hadits lainnya. Namun beberapa hadist di atas yang paling sering kita dengar dan sudah cukup untuk mengingatkan kita betapa pentingnya berbuat baik kepada Tetangga dan tidak mengganggunya meskipun dengan lisan.
Posting Komentar untuk "Pentingnya Menjaga Lisan"
Jangan diisi link hidup ya kawan-kawan ☺️