Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Romantis Peradaban 4

 

Kisah Romantis Peradaban 4

Masih belum bosan kan Mak mengikuti Kisah Romantis Peradaban? Ihiiiiy soalnya kita mau masuk ke kisah Romantis Peradaban selanjutnya yang masih diambil dari Kajian Kisah Romantis Peradaban oleh Ustadz Salim A Fillah. 

Tanpa memperpanjang kalam lagi, kuy lah langsung masuk ke kisah selanjutnya..

1. Kisah Romantis 14: Shafiyyah binti Huyay

Shafiyyah binti Huyay adalah anak bangsawan Yahudi dari Bani Nadhir, Huyay bin Akhtab. Dulunya.. orang Yahudi pindah ke Madinah (Dulunya Yatsrib) karena menurut perkiraan mereka Nabi berikutnya sebagai penyelamat mereka akan muncul di sana. 

Para Kabilah Suku Yahudi dari Bani Nadhir, Bani Quraizah dan Bani Qainuqa berkumpul ketika Rasulullah muncul di Madinah. 

Sebenarnya Al Qur'an sudah menjelaskan bahwa Ahli Kitab Yahudi sungguh sangat mengenali Nabi terakhir layaknya mengenali anak mereka sendiri karena sudah tertulis jelas semua tanda kenabian di dalam Taurat. 

Namun, yang membuat mereka kecewa karena ternyata Nabi bukan dari bangsa Yahudi. Tapi bangsa Arab. Makanya mereka para ketua suku berusaha memerangi Rasulullah hingga akhir hayat mereka seperti ayahnya Shafiyyah dan suami pertamanya Sallam bin Mishkam.

Sebelum perang khaybar, Shafiyyah menceritakan mimpinya pada suaminya Kinanah bin Rabi. Mimpinya memangku bulan. Seketika Kinanah marah besar. Itu artinya Shafiyyah akan menikah dengan Rasulullah. 

Perang Khaibar usai. Kinanah pun tewas. Shafiyyah menjadi tawanan. Rasulullah menawarkan 2 pilihan padanya sebagai putri bangsawan Yahudi.

Masuk ke dalam Islam dan menjadi istrinya atau dipulangkan ke Kabilahnya. Shafiyyah pun menerima Islam menjadi agamanya. 

Dalam berumah tangga dengan Rasulullah, meski kita tau Rasulullah sangat menyayangi Aisyah namun Rasulullah tetap berlaku adil apapun yang terjadi. 

Saat Shafiyyah menceritakan bahwa ia sering disebut Gadis Yahudi, Rasulullah mengajari bagaimana menjawab ejekan Aisyah dan istri lain. 

"Katakan, Ayahku Harun. Pamanku Musa, sementara Suamiku Muhammad Rasulullah, tidak ada yang dapat mengalahkan kemuliaan ku".

Setelah Shafiyyah mengatakan hal itu, tidak ada lagi yang berani mengejeknya. Secara silsilah bila dirunut, memang Shafiyyah keturunan Nabi Harun. Tentu Pamannya adalah Nabi Musa AS. 

Kedua, saat Aisyah pernah mengatai Shafiyyah bertubuh pendek saat bercerita dengan Rasulullah. Rasulullah langsung memperingatkan. Aisyah, apabila Lautan menerima perkataan mu maka lautan akan berubah. 

Maksudnya, Lautan yang secara fiqih tak akan pernah berubah menjadi najis meski ribuan mayat dibuang ke sana. Namun buruknya membully dan mengejek fisik manusia yang notabene ciptaan Allah bisa membuat Lautan yang suci menjadi najis. 

Pembelajaran buat kita untuk tidak mencaci ciptaan Allah.

Ketiga, ketika dalam perjalanan Rasulullah dengan para istri, Shafiyyah dengan untanya yang mungil membawa banyak barang (hadiah untuk dibagikan ke orang lain) sementara Unta Aisyah besar dan bawaannya sedikit. 

Rasulullah punya usul untuk sementara gantian Unta. Karena Shafiyyah selalu tertinggal dan perjalanan jadi lama karena sering menunggu untanya. 

Meski menolak pada awalnya, akhirnya Aisyah menerima setelah diintervensi ayahnya sendiri. 😅

Shafiyyah membuat Wasiat untuk menyerahkan sebagian hartanya untuk saudara lelakinya (yang masih Yahudi). 

Saat itu semua sahabat bingung karena dalam Islam ketika berbeda agama maka tidak menerima waris. 

Mereka pun bertanya pada Aisyah. Dengan banyaknya hadist yang diriwayatkan oleh Aisyah akhirnya kita jadi tau bahwa memang waris tidak bisa diberi pada yang bukan Islam. Namun wasiat malah tidak boleh diberikan kepada ahli waris.

Jadi sah-sah saja bila Shafiyyah memberi wasiat untuk saudaranya.

2. Kisah Romantis 15: Mariyah Al Qibthiyah

Rasulullah mengirim beberapa surat kepada para raja termasuk Muqauqis. Yang menjadi utusan Rasulullah mengirim surat adalah Hathib bin Abi Balta'ah. 

Hathib termasuk salah satu ahli Badar atau orang yang ikut berperang dalam perang Badar. Makanya, ketika kemudian hari saat kejadian Fathu' Mekkah Hathib melakukan kesalahan (mengirim surat kepada keluarganya di Mekkah agar mengamankan diri sebelum Rasulullah datang) yang berpotensi membocorkan rahasia ke pihak Quraisy namun Rasulullah memaafkan.

Balik lagi ke surat Rasulullah yang dikirim ke Muqauqis. Ternyata belum mampu untuk memeluk Islam dikarenakan Muqauqis di bawah kekuasaan Yunani (Bizantium).

Karenanya, Muqauqis mengirim banyak sekali hadiah untuk Rasulullah, termasuk 2 orang tabib, seorang budak dan 2 orang budak wanita yakni Mariyah Al Qibthiyah dan Sirin saudarinya.

Di tengah perjalanan yang membuat sedih Mariyah karena pergi jauh dari Mesir, maka Hathib menceritakan tentang kepribadian Rasulullah SAW. 

Seketika Mariyah tidak takut lagi dan mengidolakan sosok Rasulullah. Mariyah dan Sirin pun masuk Islam.

Sesampainya di Madinah, Sirin dinikahkan dengan Hassan bin Tsabit. Penyairnya Rasulullah. Sementara Mariyah dinikahi oleh Rasulullah. 

Karena kehamilan Mariyah, banyak isu yang beredar. Mariyah dituduh hamil oleh budak dari Mesir. Namun terungkap bahwa budak dari Mesir ternyata sudah dikebiri sebelum dikirim ke Madinah. 

Akhirnya lahirlah Ibrahim bin Muhammad yang membuat Rasulullah merasa bahagia. Sayangnya, usia Ibrahim hanya 19 bulan saja. Rasulullah sangat bersedih.


3. Kisah Romantis 16: Zainab dan Abul Ash bin Rabi

Kali ini Emak cerita tentang kisah romantis dari putri Rasulullah yang tertua. Ialah Zainab binti Muhammad SAW.

Zainab menikah dengan Abul Ash bin Rabi yang masih punya hubungan keluarga dengan bunda tercinta Khadijah binti Khuwailid.

Khadijah melihat Abul Ash adalah sosok pedagang yang jujur seperti suaminya.

Ketika dakwah Rasulullah sudah terbuka, banyak orang Quraisy yang berusaha menyakiti beliau termasuk membatalkan pernikahan putri-putri beliau seperti yang dilakukan Abu lahab yang membatalkan pernikahan anaknya Utbah dan Utaibah dengan Ruqaiyyah dan Ummu Kultsum.

Abul Ash ketika dianjurkan untuk menceraikan istrinya dan mencari perempuan Quraisy yang lebih baik menolak semua anjuran tersebut karena memang mereka berdua saling mencintai. 

Ketika Rasulullah hijrah ke Yatsrib (Madinah) Zainab mengusulkan suaminya untuk masuk Islam dan hijrah bersamanya. Namun karena belum sanggup menghadapi sanksi sosial dari kafir Quraisy ia pun belum mau. 

Ketika selesai perang Badar, Abul Ash ditawan oleh kaum Muslimin di Madinah bersama dengan banyak sekali tawanan.

Rasulullah meminta saran kepada para sahabat apa yang harus dilakukan kepada para tawanan. Abu Bakar mengusulkan untuk meminta tebusan kepada keluarga tawanan di Mekkah. Sementara Umar memberi usulan untuk menghabisi semua tawanan. 

Rasulullah menjalankan usulan Abu Bakar, kemudian Allah menegur Rasulullah di dalam surat Al - Anfal (8) ayat 67.

Maka, Abu Bakar dan Rasulullah menangis bersama. Masuklah Umar menyaksikan kedua sahabat yang menangis lalu berkata, 

Mengapa kalian berdua menangis apakah karena diriku? Kalau karena diriku bukankah seharusnya tangisanku yang lebih keras. Tapi kalau bukan karena diriku aku juga akan ikut menangis karena kalian berdua menangis. 

Abu Bakar berkata, seandainya azab Allah turun saat ini mungkin yang selamat hanya Umar. 

Kembali kepada para tawanan, Zainab pun mendapat kabar bahwa suaminya ditawan. Ia pun melepaskan kalungnya sebagai tebusan untuk suaminya. 

Rasulullah yang menerima urusan keluarga tawanan segera mengenali kalung Zainab karena itu adalah kalung istrinya dulu yang diberikan kepada putrinya.

Rasulullah pun membebaskan Abul Ash. Ia diberikan perintah untuk menyerahkan kembali kalung ini pada putrinya dan melepaskan putrinya ke Madinah karena sudah turun perintah bahwa perempuan muslimah tidak halal bagi lelaki kafir.

Sepanjang perjalanan pulang ke Mekkah Abul Ash galau karena harus berpisah dari istrinya. Ketika ia memberikan izin istrinya untuk kembali ke Ayahnya di Madinah ternyata orang kafir Quraisy menghalangi hingga Zainab keguguran.

Abul Ash pun merawatnya hingga pulih dengan menjaga sikapnya karena mereka bukanlah suami istri lagi. 

Ia mendengar kabar bahwa adiknya Kinanah masuk Islam secara sembunyi. Maka ia pun menitipkan Zainab untuk hijrah bersama adiknya. 

Suatu hari Kafilah dagang Abul Ash dihadang oleh Zaid bin Haritsah. Seluruh barang dagangannya disita dan dibawa ke Madinah. 

Ternyata Abul Ash sampai terlebih dahulu ke Madinah dan mendatangi Zainab. Zainab berkata, Wahai putra bibiku apa yang engkau mau datang ke sini?

Ia pun menjelaskan bahwa dirinya dihadang oleh Zaid dan seluruh barang dagangannya disita. Dia meminta perlindungan Zainab dan memohon agar barang dagangan itu boleh dibawanya kembali ke Mekkah untuk dipulangkan kepada pemiliknya masing-masing. 

Di waktu subuh Zainab berteriak, wahai kaum muslimin sesungguhnya putra bibiku berada di bawah perlindunganku. 

Rasulullah dan para sahabat yang mendengar mendatangi Zainab. Akhirnya Abul Ash dilepas beserta dengan barang dagangannya. 

Ke Mekkah lah ia pulang dan menyerahkan semua barang dagangan kepada pemiliknya. Setelah semua telah tunai ia berkata:

"Sesungguhnya aku kembali ke Mekkah untuk mengembalikan semua milik kalian agar ketika aku masuk ke dalam Islam kalian tidak akan memfitnahku membawa lari harta kalian. Sekarang aku hijrah dan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan rasul-Nya Muhammad adalah utusan Allah.."



blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

Posting Komentar untuk "Kisah Romantis Peradaban 4"