Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Romantis Peradaban 5

Kisah Romantis Peradaban 5


Jangan bosan ya Mak baca Kajian Kisah Romantis yang Emak selalu bagikan. Kalo kemarin ada 3 kisah di Kisah Romantis Peradaban 4 yang Emak review dari Kajian Ustadz Salim A Fillah, kali ini ada 3 kisah dari para sahabat Nabi. Mulai dari Mush"ab bin Umair, Umar dan Utsman.

Yuk langsung aja kita mulai ya Mak..

1. Kisah Romantis 17: Hamnah binti Jahsy dan Mush'ab bin Umair


Masih ingat kan dengan Hamnah binti Jahsy? Saudara perempuannya Zainab binti Jahsy yakni salah satu istri Rasulullah. 

Sementara Mush'ab bin Umair dikenal sebagai Diplomatnya Rasulullah karena mengemban misi untuk mengenalkan Islam kepada penduduk Yatsrib atau Madinah.

Sewaktu di Mekkah Mush'ab yang berasal dari keluarga bangsawan di Mekkah tentunya punya kharisma tersendiri. 
Ia berparas tampan dan selalu memakai baju yang mewah, belum lagi setiap dia lewat orang-orang langsung tau bahwa itu adalah Mush'ab karena mewahnya parfum yang ia kenakan.

Rasulullah bahkan memujinya "aku belum pernah melihat penduduk Mekkah yang lebih bagus potongan rambutnya daripada Mush"ab".

Ia termasuk assabiqunal awwalun. Ia juga merahasiakan Islamnya dari ibundanya. Karena ibunya tidak setuju, ia lalu diusir ibunya dan menjadi orang yang berpenampilan biasa. 

Meski begitu, kecakapannya dalam berbicara lah yang membuat ia dipilih Rasulullah mengemban misi ke Madinah. 

Sebelum menjalankan misinya ke Madinah, ia meminta Hamnah istrinya untuk menunggu keadaan lebih kondusif di Madinah baru bisa hijrah. 

Setelah hijrah mereka kembali bersama dalam kesederhanaan. Bukan hal yang mudah baginya yang terbiasa hidup mewah namun konsekuensi hijrah menguatkannya.

Pada saat perang Uhud, suami istri ini punya peran tersendiri. Hamnah terbiasa turun dalam perang untuk memberi minum pada pasukan yang terluka. 

Sementara sang suami selalu siaga melindungi Rasulullah dan memegang panji perang. Ketika satu tangannya ditebas musuh, dengan cepat ia memegang dengan satu tangan lainnya. Kemudian tangan satunya ditebas kembali, ia pun berusaha memegang panji dengan dada dan lehernya. 
Hingga akhirnya syahid di Medan Uhud. 

Selepas perang Uhud Rasulullah menemui sang istri, Hamnah. Mengabarkan syahidnya Saudaranya yakni Abdullah Bin Jahsy. 

Mendengar itu, ia pun bersabar dan  mendoakan Abdullah bin Jahsy. Kemudian Rasulullah mengabarkan wafatnya sang Paman, Hamzah. Hamnah pun masih tegar dan mendoakannya.

Kemudian Rasulullah mengabarkan syahid sang suami. Barulah Hamnah menjerit. Rasulullah pun berkata "suaminya punya kedudukan tersendiri di hatinya'.

Bahkan para sahabat selalu mengingat Mush'ab. Seperti Abdurrahman bin Auf. 
"Mush'ab terbunuh padahal ia lebih baik daripadaku. Dia dikafani dengan mantel yang bila ditarik ke kepala maka kakinya terlihat. Bila ditutupi kakinya maka kepalanya yang terlihat. "

Kemudian Rasulullah menyuruh untuk menutup kepalanya saja, sementara kakinya ditutup dengan dedaunan. 

Dari seorang bangsawan, wafat dengan kemuliaan namun tak ada satupun kain sempurna untuk menjadi kafan terakhirnya. 

2. Kisah Romantis 18: Ummu Kultsum binti Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khattab 


Sepeninggalnya putri Rasulullah Ummu Kultsum، ada 2 bayi yang kemudian lahir. Anaknya Abu Bakar dan anaknya Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah.

2 bayi perempuan itu kompak pula dinamai Ummu Kultsum. Waktu pun berjalan hingga akhirnya Umar menjadi Amirul Mukminin.

Umar ingin sekali menyambung hubungan dengan keluarga Abu Bakar. Makanya, ia pun melamar Ummu Kultsum binti Abu Bakar. 

Seluruh keluarga merasa bingung karena karakter Umar yang dikenal tegas tidak cocok dengan karakter Ummu Kultsum binti Abu Bakar yang mirip sekali dengan karakter ayahnya yang lembut. 

Aisyah binti Abu Bakar pun dengan kecerdasannya menolak lamaran Umar dengan strategi. Ia pun berkata, 

"Wahai Amirul Mukminin, kenapa tanggung sekali menyambung hubungan besan dengan keluarga Abu Bakar. Bukankah Rasulullah pernah bersabda bahwa segala ikatan perbesanan dengan manusia pasti akan putus di akhirat kecuali dengan Keluarga Rasulullah"

"Jadi bagaimana maksudnya Aisyah?"

"Ada 2 Ummu Kultsum. Tapi, hanya satu Ummu Kultsum keluarga Rasulullah yakni cucunya. Ummu Kultsum binti Ali bin Abi Thalib. Kenapa tidak melamarnya?"

Umar pun setuju dengan usul Aisyah sang Ummul Mukminin. Ia pun melamar Ummu Kultsum binti Ali bin Abi Thalib. Bukti bahwa Umar menikah bukan karena nafsu.

Meski kaget pada awalnya namun Ali bersedia asalkan putrinya Ummu Kultsum pun bersedia. Ali pun mengizinkan Umar untuk Nadzor.

Saat mendatangi Ummu Kultsum, putri Ali bin Abi Thalib itu sedang bermain bersama teman-temannya. Karena memang saat itu belum baligh.

Umar menyingkap lengan Ummu Kultsum. Reflek Ummu Kultsum berkata "seandainya kau bukan Amirul Mukminin sudah kucongkel kedua matamu"

Umar diam saja dengan kata-kata Ummu Kultsum. 
Ummu Kultsum pulang dan menceritakan semua pada Ayahnya, Ali bin Abi Thalib.

Sang ayah menanyakan, apakah ia bersedia menikah dengan Umar. Ternyata Ummu Kultsum bersedia. 

Mereka menikah menunggu hingga Ummu Kultsum baligh. 
Sepanjang menjadi istri Umar, Ummu Kultsum mampu mengimbangi dan menjadi partner Umar dalam tugas blusukan Umar di tengah malam.

Masih ingat cerita tentang Umar bersama sang istri menolong kelahiran dan memasak di rumah seorang Arab Badui?

Istrinya itu adalah Ummu Kultsum. Ketika anak bayi sang Arab Badui lahir, saking bahagianya ia lupa menyembunyikan identitas Umar. Ia berteriak

"Wahai Amirul Mukminin, katakan pada sahabatmu anaknya lelaki.."

Sontak Arab Badui tadi menjadi akward karena awalnya bercerita pada Umar bahwa ia ada keperluan dengan Amirul Mukminin atas masalahnya (istri mau melahirkan, makanan tidak ada, uang tidak punya untuk memanggil orang membantu lahiran).

Umar tersenyum dan mengajak semua makan hasil masakannya.

Saat Umar menjelang wafat karena sakit parah akibat ditusuk oleh Abu lu'luah saat sedang mengimami shalat, ia dirawat oleh Ummu Kultsum. 

Karena melihat parahnya luka Umar, ketika diberi susu, susu keluar dari lukanya bercampur darah. Ummu kultsum menangis sambil berkata 

"Kasihannya kau Umar, Kasihannya kau Umar.."

Sepeninggal Umar, tentu Ummu Kultsum berduka karena kehilangan partner terbaik untuk mengurus umat. 

3. Kisah Romantis 19: Utsman bin Affan dan Nailah binti Al Farafishah Al Kalb.


Mengenai lamaran Utsman kepada Nailah ada 2 versi. Yang pertama dari istri Abdurrahman bin Auf yang berasal dari suku Kalb juga yakni Tamadar/Tamadur

Yang kedua, yakni dari Gubernur Kufah Said bin Al Ash di mana Utsman mendengar bahwa Said bin Al Ash baru menikah dengan perempuan suku Al Kalb yang membuat performa atau kinerjanya sebagai gubernur semakin baik dalam melayani umat. 

Singkat cerita, perempuan yang dinikahi oleh Said bin Al Ash adalah Hindun binti Al Farafishah Al Kalb kakak dari Nailah binti Al Farafishah Al Kalb. Utsman pun melamar Nailah melalui Said.

Al Farafishah menerima lamaran Utsman dengan senang meskipun saat itu ia masih beragama Nasrani. Maka ia kirim anaknya yang Muslim untuk menjadi wali nikah Nailah dengan Utsman bin Affan. 

Berangkatlah Nailah dengan Saudara lelakinya Dhab bin Al Farafishah. Karena merasa sedih Nailah sampai mengatakan pada Dhab bahwa Apabila ia tega menikahkan paksa dirinya dengan Khalifah Utsman maka ia doakan Dhab tidak akan pernah lagi bertemu dengan kedua ibu bapaknya. 

Namun, ketika selesai akad diantarlah Nailah bertemu dengan Utsman untuk pertama sekali. Utsman pun terkejut kenapa usia Nailah ternyata masih muda sekali. 18 tahun. Sementara Utsman sudah lebih dari 70 tahun. 

Utsman pun menawarkan Nailah untuk membatalkan pernikahan bila ternyata ia merasa dipaksa oleh orangtuanya karena Utsman tidak menyangka umurnya sangat beda jauh dari dirinya. 

Dari sinilah Nailah merasa Utsman adalah lelaki yang berakhlak mulia. Dengan cepat ia berkata tidak. Ia tidak mau membatalkan pernikahan. Kemudian Utsman berkata "aku ini sudah tua". 

Nailah malah menjawab 'Aku suka lelaki yang lebih tua.'

Utsman pun membuka sorbannya untuk menunjukkan rambutnya yang sudah botak di bagian depan sambil berkata "tapi aku sudah tua sekali". Nailah malah mencium ubun-ubun Utsman sambil berkata "Masa muda engkau telah habis bersama Rasulullah, sekarang biarlah aku membersamaimu".

Ternyata, memang perempuan dari suku Kalb membuat kehidupan Utsman lebih berwarna. Nailah bisa mengimbangi Utsman bahkan bisa berdebat dengan Marwah bin Al Hakam yang berbuat salah karena memberikan keputusan tanpa sepengetahuan Utsman. 

Banyak fitnah yang terjadi di akhir kepemimpinan Utsman. Misalnya beredar surat palsu "Utsman" ke berbagai daerah kekuasaan Islam. 

Hingga para sahabat pun terpecah belah. Utsman tidak diperkenankan mendapatkan air dan pergi menginjakkan kaki di Masjid Nabawi. 

Beberapa sahabat memerintahkan anaknya seperti Ali memerintahkan Hasan Husein untuk berjaga di depan rumah Utsman bersama para sahabat muda lainnya agar membantu Utsman memenuhi kebutuhan dan menjada agar para demonstran tidak menyentuh Utsman. 

Suatu hari Utsman menyuruh mereka semua pulang agar membantu orangtua masing-masing. Awalnya mereka menolak karena menjaga Utsman adalah perintah orangtua mereka. Namun Utsman meyakinkan mereka bahwa ia akan baik-baik saja. 

Padahal saat itu, ia baru bermimpi (saat itu Utsman sedang berpuasa) bermimpi bahwa sahabatnya Umar dan Abu Bakar mengajaknya untuk berbuka puasa bersama Rasulullah di surga.

Benar saja, para demonstran masuk. Bahkan Muhammad bin Abu Bakar awalnya memegang jenggot Utsman sehingga Utsman berkata 'Bagaimana perasaan Ayahmu bila ia tau perlakuanmu begini kepadaku.." di situ ia pun mundur lalu pulang tanpa ikut dengan orang-orang yang merangsek masuk ke rumah Utsman. 

Akhirnya ketika Utsman ditebas dengan Pedang di situlah Nailah yang melindunginya. Bahkan jari kelingking Nailah putus karena tebasan pedang. Utsman pun syahid.

Nailah bersedih dengan kepergian Utsman. Saking baiknya perlakuan Utsman kepadanya, tidak mau menerima satupun dari banyaknya lamaran dari laki-laki lain.

Bahkan ada riwayat, Nailah bertanya pada sahabatnya, mengapa banyak lelaki mau melamarnya? 

Sahabatnya menjawab, karena pesona gigimu yang bagus. Ia pun dengan sengaja merontokkan gigi depannya agar berhenti lamaran yang datang kepadanya.

Demikian 3 Kisah Romantis Peradaban kali ini yang Emak review seputar sahabat Rasulullah. Sampai jumpa di lain artikel Mak .
blogger parenting
blogger parenting Emak anak 5. belajar terus jadi istri dan emak yang baik..

Posting Komentar untuk "Kisah Romantis Peradaban 5"